SEOUL, KOMPAS.com - Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk mantan menteri pertahanan Korea Selatan (Korsel) atas dugaan keterlibatannya menutupi pembunuhan seorang pejabat negaranya sendiri oleh tentara Korea Utara (Korut) pada 2020.
Surat perintah penangkapan pada Sabtu (22/10/2022) dikeluarkan oleh Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk mantan menteri pertahanan Korea Selatan Suh Wook dan mantan Komisaris Jenderal Penjaga Pantai Kim Hong-hee.
Keduanya akan ditahan dengan alasan berisiko melarikan diri atau menghancurkan bukti, menurut laporan Al Jazeera.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rentetan Artileri ke Zona Penyangga, Ini Dalihnya
Pekan lalu, badan investigasi Korsel, Dewan Audit dan Inspeksi, menuntut jaksa menyelidiki total 20 orang, termasuk Suh Wook dan Kim Hong-hee.
Mereka diduga menutupi fakta-fakta kunci terkait pembunuhan 2020 terhadap pejabat perikanan Lee Dae-jun (47 tahun) oleh tentara perbatasan Korea Utara.
Penyelidikan terhadap penanganan pembunuhan oleh pemerintah sebelumnya mengungkap bahwa para pejabat tidak melakukan upaya berarti untuk menyelamatkan Lee, setelah mengetahui bahwa ia hanyut di perairan dekat perbatasan Korea Utara.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa Lee ditinggalkan di dalam air selama hampir enam jam dan setengah sadar setelah ditemukan dan ditembak oleh warga Korea Utara.
Penjaga pantai dan angkatan laut Korea Selatan juga ditemukan melanggar aturan selama upaya penyelamatan awal, dengan gagal mencari bantuan dari kapal lain dan pihak berwenang di dekat lokasi Lee.
Baca juga: Jepang Akan Jatuhkan Sanksi Tambahan pada Korea Utara
Setelah memastikan Lee ditembak dan dibunuh oleh pasukan Korea Utara, para pejabat di pemerintahan sebelumnya, Presiden Moon Jae-in, secara terbuka memainkan isu bahwa korban kemungkinan telah mencoba membelot ke Korea Utara.
“Para pejabat ‘mengarang’ soal utang judi pria yang terbunuh itu dan masalah keluarga lainnya, sementara juga menahan bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak berniat membelot ke Korea Utara,” kata badan tersebut sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Pembunuhan itu terjadi pada saat Moon menghadapi tekanan politik yang kuat atas dorongan baru untuk terlibat secara politik dengan Pyongyang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga mengeluarkan permintaan maaf setelah pembunuhan warga Korea Selatan.
Dalam surat resmi yang dikirim ke Seoul, Korea Utara menyampaikan pesan Kim bahwa dia merasa “sangat menyesal” karena “mengecewakan” Presiden Korea Selatan saat itu, Moon.
Baca juga: Korea Utara Tembakan Rudal dan Terbangkan Jet Tempur Dekat Korea Selatan
Menurut laporan investigasi, Suh, di bawah arahan kantor keamanan nasional Moon, menginstruksikan seorang pejabat untuk menghapus sekitar 60 laporan intelijen militer terkait insiden tersebut.
Pada saat yang sama, pemerintah “Negeri Ginseng” saat itu menunda pengumuman publik tentang kematian Lee, sambil memperdebatkan bagaimana menjelaskannya kepada publik. .