Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS: China Berencana Percepat Unifikasi dengan Taiwan

Kompas.com - 18/10/2022, 21:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - China sedang mengejar unifikasi dengan Taiwan "dalam waktu yang jauh lebih cepat" dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

Menurutnya, Beijing telah memutuskan status quo China-Taiwan tidak lagi dapat diterima.

Dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis Minggu (16/10/2022) di Beijing, Presiden Xi Jinping menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk bersatu dengan Taiwan.

Baca juga: Saat Wawancara Jokowi dengan Media China Curi Perhatian Warga Negeri Tirai Bambu...

China melihat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, tetapi Taiwan melihat dirinya berbeda dari daratan.

Bulan lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan AS akan membela Taiwan jika terjadi serangan China, meskipun ada kebijakan ambiguitas resmi AS mengenai masalah ini.

Berbicara di sebuah acara di Universitas Stanford pada Selasa (18/10/2022), Blinken mengatakan bahwa jika Beijing tidak dapat mencapai unifikasi dengan cara damai maka paksaan dan kekuatan mungkin akan digunakan.

"Itulah yang sangat mengganggu status quo dan menciptakan ketegangan yang luar biasa," katanya sebagaimana dilansir BBC.

Blinken menambahkan bahwa AS akan menghormati komitmennya terhadap Taiwan dan mendukung kemampuan pulau itu untuk mempertahankan diri.

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Viral Joget ala Pernikahan Indonesia Dikritik Netizen Malaysia | Kongres Partai Komunis China

Terkait konflik China-Taiwan, Washington selalu menghadapi masalah diplomatik yang sulit.

Kebijakan resminya tidak berkomitmen pada aksi militer di Taiwan, tetapi Presiden Biden tampaknya menentang pendirian ini dengan berulang kali menekankan bahwa Washington akan membela Taiwan.

Komentar Menlu AS Blinken muncul ketika China mengadakan kongres Partai Komunis China kedua kalinya dalam satu dekade, di mana Presiden Xi secara luas diperkirakan akan terpilih untuk periode ketiga yang bersejarah di pemerintahan.

Dalam sambutan pembukaannya pada Minggu (16/10/2022), Xi bersikeras bahwa "penyatuan kembali negara kita harus dan akan direalisasikan."

Baca juga: Pejabat China yang Terbelit Tuduhan Pelecehan Seksual Bintang Tenis Peng Shuai Akhirnya Muncul

"Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai dengan ketulusan terbesar dan upaya terbaik, tetapi kami tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan," katanya.

Ketegangan antara AS dan China telah memanas dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah kunjungan ke Taipei oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

China melakukan latihan militer skala besar sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, sesuatu yang dikecam Taiwan sebagai "sangat provokatif".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com