Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Iran Demo Tindakan Keras Aparat Sikapi Protes Kematian Mahsa Amini

Kompas.com - 02/10/2022, 08:12 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com – Mahasiswa berdemonstrasi di Teheran dan kota-kota Iran lainnya pada Sabtu (1/10/2022) menentang tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap perbedaan pendapat atas kematian Mahsa Amini.

Warga Iran yang berbasis di luar negeri dan pendukung mereka juga telah berkumpul di pusat kota-pusat kota di seluruh dunia dalam solidaritas mengutuk kematian Mahsa Amini.

Gelombang kekerasan jalanan telah mengguncang Iran sejak Mahsa Amini (22) meninggal dunia bulan lalu.

Baca juga: 2 Kolonel Garda Revolusi Iran Tewas dalam Bentrokan

Mahsa Amini meninggal setelah ditangkap oleh polisi moral Iran karena diduga tak menutup rambut dengan jilbab secara sempurna.

Demonstrasi kematian Mahsa AMini telah diadakan setiap malam selama lebih dari dua minggu.

Ini tak mereda meskipun ada tindakan keras dari aparat Iran yang dikatakan kelompok hak asasi telah merenggut lebih dari 80 nyawa.

"Perempuan, hidup, kebebasan," teriak para demonstran di jalan-jalan kota kelahiran Mahsa Amini di Saqqez, di provinsi Kurdistan di barat laut Iran pada Sabtu, dikutip dari AFP.

"Matilah diktator," seru mereka.

Pada Sabtu, polisi anti huru hara tampak berkumpul di persimpangan jalan utama di seluruh ibu kota Teheran, ketika para mahasiswa berdemonstrasi di Lapangan Enghelab (Revolusi) dekat Universitas Teheran di pusat kota untuk mendesak pembebasan mahasiswa yang ditangkap.

Baca juga: Aparat Iran Tangkap Wanita yang Makan di Luar Tak Pakai Jilbab

Polisi bentrok dengan para pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan dan menangkap beberapa dari mereka, kantor berita semi-resmi Fars melaporkan.

Rekaman video yang dibagikan oleh kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo juga menunjukkan protes mahasiswa di kota-kota lain, termasuk kota kedua Mashhad dan Karaj, di sebelah barat ibukota.

Para pengunjuk rasa terlihat meneriakkan dan para perempuan melepas jilbab mereka.

Kelompok Iran untuk Keadilan dan Hak Asasi Manusia mengungkap demonstrasi dukungan yang menetang kematian Mahsa Amini telah digelar di 159 kota di seluruh dunia, mulai dari Auckland, New York, Seoul, hingga Zurich.

Di Roma, pada rapat umum sekitar 1.000 orang, setengah lusin perempuan melakukan aksi memotong rambut mereka dalam solidaritas.

Sementara di Beirut, kepala gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Hasan Nasrallah, menggambarkan kematian Amini sebagai "insiden samar" yang digunakan untuk melawan Teheran.

"Insiden yang tidak jelas ini dieksploitasi dan orang-orang turun ke jalan," kata Nasrallah, menambahkan bahwa protes itu tidak mencerminkan keinginan sebenarnya dari rakyat Iran.

Baca juga: 10 Fakta dan Temuan dari Kematian Mahsa Amini Menurut Kedubes Iran di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com