Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cheetah Muncul Lagi di India Setelah Punah 70 Tahun

Kompas.com - 18/09/2022, 07:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com - Cheetah kembali hadir di India setelah punah selama 70 tahun, tetapi yang ini bukan dilahirkan secara organik di "Negeri Bollywood".

Sebanyak delapan cheetah yang muncul di India adalah hasil impor dari Namibia, bertepatan dengan ulang tahun ke-72 Perdana Menteri India Narendra Modi.

Kedelapan cheetah tersebut ditempatkan di Taman Nasional Kuno, India tengah, pada Sabtu (17/9/2022). Mereka menempuh perjalanan 8.000 kilometer dari habitat awalnya.

Baca juga: Teliti Siklus Tidur, Pria Ini Rela Tidur Bersebelahan dengan Cheetah

Ini adalah puncak dari upaya 13 tahun memulihkan spesies hewan tercepat di Bumi itu yang punah di India sejak 1952.

Proyek besar ini juga merupakan kali pertama kalinya cheetah liar dipindahkan melintasi benua untuk dilepaskan.

Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan dari para ilmuwan yang mengatakan bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk melindungi satwa liar yang terancam punah.

Kedelapan cheetah itu terdiri dari lima betina dan tiga jantan. Mereka tiba setelah dua hari perjalanan pesawat dan helikopter dari sabana Afrika, dan diperkirakan akan menghabiskan dua sampai tiga bulan di kandang seluas 6 km persegi di taman negara bagian Madhya Pradesh, India tengah.

Jika aklimatisasi mereka semua berjalan lancar di Kuno, delapan cheetah itu akan dilepasliarkan di hutan dan padang rumput seluas 5.000 km persegi, berbagi habitat dengan macan tutul, beruang sloth, dan hyena belang.

Sebanyak 12 cheetah lainnya diperkirakan akan bergabung bulan depan dari Afrika Selatan.

India berupaya mengumpulkan lebih banyak dana untuk proyek senilai 910 juta rupee (Rp 170,74 miliar) ini yang sebagian besar dibiayai oleh perusahaan Indian Oil milik negara. India berharap dapat menumbuhkan populasi menjadi sekitar 40 cheetah.

Baca juga:

SP Yadav dari National Tiger Conservation Authority mengatakan, kepunahan cheetah di India pada 1952 adalah satu-satunya kehilangan spesies mamalia besar yang terjadi sejak kemerdekaan.

"Adalah tanggung jawab moral dan etika kita untuk mengembalikannya," katanya dikutip dari Reuters.

Akan tetapi, beberapa ahli konservasi India menyebut upaya itu sebagai "proyek kesombongan" yang mengabaikan fakta bahwa cheetah Afrika--subspesies yang serupa tetapi terpisah dari cheetah Asia yang terancam punah dan sekarang hanya ditemukan di Iran--bukan asli keturunan India.

Selain itu, dengan 1,4 miliar populasi manusia India penuh sesak, para ahli biologi khawatir cheetah tidak akan memiliki cukup ruang untuk berkeliaran tanpa dibunuh oleh pemangsa atau manusia.

India tahun lalu mengikuti janji PBB untuk melestarikan 30 persen wilayah daratan dan lautan pada 2030, tetapi saat ini baru kurang dari 6 persen wilayah negara itu yang dilindungi.

Membawa kembali cheetah "adalah upaya kami menuju pelestarian lingkungan dan satwa liar," ujar Modi.

Meski cheetah saat ini paling sering dikaitkan dengan Afrika, nama cheetah sebenarnya berasal dari kata Sansekerta chitraka yang artinya berbintik.

Baca juga: Sedang Melacak Cheetah, Pria Ini Disergap dan Tewas Dimakan 2 Ekor Singa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com