Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan dan Bahan Bakar Naik Saat Pengangguran Melonjak, Ribuan Orang India Turun ke Jalan

Kompas.com - 05/09/2022, 12:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

 

SKY NEWS, KOMPAS.com - Ribuan berunjuk rasa di New Delhi memprotes meningkatnya pengangguran dan lonjakan harga makanan dan bahan bakar di India.

Demonstran berunjuk rasa di bawah pemimpin partai oposisi utama Kongres Rahul Gandhi, yang menuduh Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi memprioritaskan kebijakan yang menguntungkan kelompok bisnis besar daripada industri kecil dan individu yang lebih miskin.

Gandhi mengklaim harga bensin, solar, gas memasak dan bahan makanan penting termasuk gandum telah meroket antara 45 persen dan 175 persen sejak Modi mengambil alih delapan tahun lalu pada 2014.

Baca juga: Harga BBM Naik di Indonesia Disorot Media Asing: Ada Risiko Protes Massal

Politisi - yang ayahnya, Rajiv, adalah mantan perdana menteri India - berbicara kepada orang banyak di sebuah rapat umum di Ramlila Maidan, yang secara tradisional digunakan untuk mengadakan festival dan acara keagamaan, di ibu kota New Delhi pada Minggu (4/9/2022).

Dia mengatakan kepada 21,4 juta pengikut Twitter-nya: "Partai Kongres menyatukan negara. Hanya Kongres yang dapat membawa negara ini ke jalur kemajuan.

"Kami akan langsung ke publik dan mengatakan yang sebenarnya, apa pun yang ada di hati mereka, mereka akan mengerti."

Sebelumnya, dia men-tweet: "Hari ini, orang harus berpikir sepuluh kali sebelum membeli apa yang mereka butuhkan.

"Hanya Perdana Menteri yang bertanggung jawab atas masalah ini. Kami akan terus menggemakan suara melawan inflasi, raja harus mendengarkan," kata dia sebagaimana dilansir Sky News.

Baca juga: Harga BBM Naik 50 Persen dalam Seminggu di Bangladesh, Warga: Mungkin Harus Mengemis di Jalan

Menjelang protes, Partai Kongres berkicau lewat Twitter menyatakan Ramlila Maidan "siap" (sebagai tempat protes) dan negara itu "bersatu melawan inflasi."

Polisi Delhi mengatakan pekerja partai yang memprotes di tempat lain "dibawa dengan bus dan diturunkan di tempat protes yang ditentukan".

Tidak ada yang ditahan, tambah mereka.

Pemerintah India membela diri dengan mengatakan telah menyediakan jutaan perumahan, air minum, asuransi kesehatan gratis, toilet, sambungan gas dan rekening bank.

Gandhi sementara itu juga menuding PM India karena menciptakan "suasana ketakutan dan kebencian" antara Muslim dan Hindu.

Modi telah lama dituduh mempromosikan agenda nasionalis Hindu, yang menyebabkan ketegangan mendidih di seluruh negeri.

Pada April tahun ini, kekerasan antara umat Hindu dan Muslim selama festival keagamaan menyebabkan polisi memberlakukan jam malam di satu kota dan melarang pertemuan lebih dari empat orang di beberapa bagian Gujarat, negara bagian asal Modi.

Baca juga: Kenapa Rusia Bakar Rp 147 Miliar Gas Alam Tiap Hari Saat Harga Bahan Bakar Naik di Banyak Negara?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com