KOMPAS.com - Berita tentang Taliban berkumpul setelah pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri tewas memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.
Di bawahnya ada sikap China yang mengamuk atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, dan peringatan AS soal latihan militer China.
Sementara itu, Menlu ASEAN juga memperingatkan China tentang latihan militernya karena bisa memicu konflik terbuka, serta muda-mudi Taiwan yang sudah bersiap perang.
Baca juga: Bersahabat dengan Putin, Mantan Kanselir Jerman Ogah Minta Maaf
Rangkuman artikel Populer Global sepanjang Kamis (4/8/2022) hingga Jumat (5/8/2022) pagi dapat Anda baca di bawah ini.
Para pemimpin Taliban Afghanistan mengadakan diskusi pada hari Rabu (3/8/2022) tentang bagaimana menanggapi serangan pesawat tak berawak AS di Kabul.
Serangan itu diklaim AS menewaskan pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri.
Dilansir Reuters, AS membunuh Zawahiri dengan rudal yang ditembakkan dari pesawat tak berawak ketika dia berdiri di balkon di tempat persembunyiannya di Kabul pada hari Minggu (31/7/2022) kata para pejabat AS.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Profil Ayman Al Zawahiri, Pemimpin Al Qaeda yang Tewas Ditembak Rudal AS
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan pada Rabu (3/8/2022) setelah menggembar-gemborkan dukungan atas demokrasi dan menjanjikan solidaritas Amerika.
Pelosi menyebut bahwa kemarahan China tidak dapat menghentikan para pemimpin dunia melakukan perjalanan ke pulau berpemerintahan sendiri yang masih diklaim Beijing itu.
Dilansir Reuters, China menunjukkan kemarahannya atas kunjungan AS ke pulau itu setelah 25 tahun.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: China Tembakkan Proyektil ke Selat Taiwan
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan pada Rabu (3/8/2022) memperingatkan China atas latihan militernya setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Sullivan menyebutkan bahwa latihan militer China tidak bertanggung jawab dan memperingatkan bahaya situasi yang semakin tidak terkendali.
"Kami percaya bahwa apa yang dilakukan China di sini tidak bertanggung jawab," kata Jake Sullivan dalam wawancara dengan National Public Radio (NPR) dikutip dari kantor berita AFP.