KABUL, KOMPAS.com – Taliban menggelar penyelidikan terkait tewasnya pemimpin Al-Qaeda Ayman Al Zawahiri karena serangan drone AS di Kabul, Afghanistan.
AS membunuh Zawahiri dengan rudal yang ditembakkan dari drone. Dia diserang ketika berada di balkon di tempat persembunyiannya di Kabul pada Minggu (31/7/2022).
Kematian Zawahiri dianggap sebagai pukulan terberat lain bagi Al-Qaeda setelah kematian Osama bin Laden lebih dari 10 tahun lalu.
Baca juga: Cara Mata-mata AS Temukan Pemimpin Al-Qaeda di Afghanistan
Perwakilan Taliban untuk PBB Suhail Shaheen mengatakan, kepemimpinan Taliban di Afghanistan tidak mengetahui klaim tersebut.
“Pemerintah dan kepemimpinan tidak mengetahui apa yang diklaim, atau jejak apa pun di sana,” kata Suhail Shaheen kepada wartawan dalam sebuah pesan.
“Investigasi sedang berlangsung sekarang untuk mengetahui kebenaran klaim tersebut,” sambungnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Dia menambahkan bahwa hasil investigasi akan dibagikan kepada publik.
Baca juga: Setelah Pemimpin Al-Qaeda Tewas, AS Peringatkan Balas Dendam dari Kelompok Teroris
Sejauh ini, para pemimpin Taliban masih bungkam terkait serangan drone pada Minggu dan belum mengonfirmasi kehadiran atau kematian Zawahiri di Kabul.
Tiga sumber dari Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa para pemimpin tinggi Taliban telah mengadakan diskusi panjang tentang bagaimana menanggapi serangan drone AS.
Reaksi dari Taliban dapat berdampak signifikan ketika kelompok itu mencari legitimasi internasional dan akses ke aset yang dibekukan senilai miliaran dollar AS.
Zawahiri, seorang dokter Mesir, merupakan salah satu dalang serangan 11 September 2001 alias 9/11 di AS. Dia merupakan salah satu orang yang paling dicari di dunia.
Baca juga: AS Peringatkan Warganya di Luar Negeri Setelah Bunuh Pemimpin Al Qaeda
Kematian Zawahiri di Kabul menimbulkan pertanyaan apakah dia menerima perlindungan dari Taliban.
Padahal, Taliban meyakinkan AS tidak akan menampung kelompok-kelompok teroris, sebagai bagian dari perjanjian pada 2020 untuk penarikan pasukan koalisi asing pimpinan Washington.
Shaheen mengatakan, Afghanistan berkomitmen pada perjanjian 2020 yang ditandatangani di ibu kota Qatar, Doha, tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Taliban sangat melanggar perjanjian dengan menampung dan melindungi Zawahiri.
Baca juga: Taliban Tanggapi Pembunuhan Pemimpin Al Qaeda di Kabul, Sebut AS Lakukan Pelanggaran
Berita video "Kronologi Pimpinan Al Qaeda Tewas Ditembak Dua Rudal AS" dapat disimak di bawah ini