Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Golongkan Kucing sebagai Spesies Asing Invasif, “Cat Lovers” Langsung Protes

Kompas.com - 27/07/2022, 20:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

WARSAW, KOMPAS.com - Lembaga ilmiah Polandia yang disegani mengklasifikasikan kucing domestik sebagai "spesies asing invasif," dengan alasan kerusakan yang ditimbulkannya pada burung dan satwa liar lainnya.

Beberapa cat lovers (pecinta kucing) telah bereaksi secara emosional terhadap keputusan bulan ini, sehingga menempatkan ilmuwan kunci di belakang kajian tersebut dalam posisi defensif.

Baca juga: Ketika Kucing Peliharaan Mati dan Dijadikan Drone oleh Pemiliknya...

Wojciech Solarz, ahli biologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia yang dikelola negara, tidak siap menanggapi reaksi keras publik yang menentang penelitiannya.

Ilmuwan itu memasukkan "Felis catus," nama ilmiah untuk kucing rumahan, ke dalam database nasional yang dijalankan oleh akademi dari Institut Konservasi Alam.

Basis data tersebut sudah memiliki 1.786 spesies lain yang terdaftar tanpa keberatan, menurut Solarz kepada AP pada Selasa (26/7/2022).

Tapi kehebohan tentang spesies asing invasif No. 1.787 ini, katanya, mungkin dihasilkan dari beberapa laporan media yang menciptakan pemahaman yang salah, bahwa lembaganya menyerukan agar kucing liar dan kucing lain di-euthanasia.

Solarz menggambarkan konsensus ilmiah yang berkembang, bahwa kucing domestik memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati, mengingat jumlah burung dan mamalia yang mereka buru dan bunuh.

Kriteria untuk memasukkan kucing ke dalam spesies alien invasif, "100 persen dipenuhi oleh kucing," katanya.

Baca juga: 3 Minggu Berkeliaran di Bandara Boston, Kucing Milik Penumpang Akhirnya Ditangkap

Dalam segmen televisi yang ditayangkan oleh penyiar independen TVN, ahli biologi minggu lalu berhadapan dengan seorang dokter hewan yang menentang kesimpulan Solarz tentang bahaya yang ditimbulkan kucing terhadap satwa liar.

Dorota Suminska, penulis buku berjudul "Happy Cat," menuding penyebab lain menyusutnya keanekaragaman hayati, termasuk lingkungan yang tercemar dan fasad bangunan perkotaan yang dapat membunuh burung yang sedang terbang.

“Tanyakan apakah manusia ada dalam daftar spesies ‘alien’ non-invasif,” kata Suminska, dengan alasan bahwa kucing terlalu banyak disalahkan.

Solarz menolak pandangan itu, dengan alasan bahwa kucing membunuh sekitar 140 juta burung di Polandia setiap tahun.

Awal bulan ini, institut Akademi Polandia menerbitkan sebuah unggahan di situs webnya yang mengutip "kontroversi" dan berusaha untuk mengklarifikasi posisinya.

Baca juga: Kepolisian AS Luncurkan Situs Kencan Tender, Khusus Kucing dan Anjing

Lembaga itu menekankan bahwa mereka "menentang segala kekejaman terhadap hewan." Ia juga berpendapat bahwa klasifikasinya sejalan dengan pedoman Uni Eropa.

Sementara terkait pengkategorian kucing sebagai "alien", institut tersebut mencatat bahwa "Felis catus" didomestikasi mungkin sekitar 10.000 tahun yang lalu di tempat lahirnya peradaban besar Timur Tengah kuno.

Hal itu membuat spesies itu asing bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang baku.

Lembaga tersebut juga menekankan bahwa hasil kajiannya merekomendasikan agar pemilik kucing membatasi waktu yang dihabiskan hewan peliharaan mereka di luar rumah, selama musim kawin burung.

“Saya punya anjing, tapi saya tidak membenci kucing,” kata Solarz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com