Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina Bisa Seperti Perang Korea, Berakhir Jadi “Konflik Beku” dalam Beberapa Bulan Lagi

Kompas.com - 18/07/2022, 11:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis mengatakan perang Rusia-Ukraina kemungkinan akan berakhir dalam empat hingga enam bulan, dan memiliki resolusi yang mirip dengan Perang Korea pada 1950-an.

"Saya melihat yang satu ini (Perang Rusia-Ukraina) seperti menuju akhir Perang Korea, yaitu gencatan senjata. Ada zona militer antara kedua belah pihak, permusuhan yang berkelanjutan, semacam konflik yang membeku,” kata Stavridis kepada pembawa acara John Catsimatidis di stasiun berita WABC.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-144 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa Siapkan Invasi Tahap Baru, Chuhuiv Dihantam Rudal

Kondisi itu menurutnya bisa terlihat dalam empat hingga enam periode bulan, dengan konflik telah menjadi "buntu di kedua sisi."

“Tidak ada pihak yang dapat mempertahankannya lebih dari itu," tambahnya sebagaimana dilansir Newsweek pada Minggu (17/7/2022).

"Ukraina melakukan perlawanan yang sangat kuat. Rencana perang Putin terbukti tidak terlalu efektif. Dia telah mendapatkan sedikit wilayah atas konflik yang dia mulai," kata Stavridis

Awal pekan ini, para pejabat di Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan senjata yang dipasok AS ke Ukraina memiliki "dampak signifikan" terhadap pasukan Rusia.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada wartawan pada Jumat (15/7/2022) bahwa Ukraina "menghabiskan banyak waktu untuk menyerang target seperti amunisi, pasokan, pasokan logistik lainnya, komando dan kontrol."

Sebuah tank Rusia melaju di Kyiv saat awal perang Rusia vs Ukraina pada 7 Maret 2022. Foto diambil dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia.KEMENTERIAN PERTAHANAN RUSIA via AFP Sebuah tank Rusia melaju di Kyiv saat awal perang Rusia vs Ukraina pada 7 Maret 2022. Foto diambil dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia.

Baca juga: UPDATE Pesawat Kargo Ukraina Meledak di Yunani: Bawa Amunisi dari Serbia, 8 Awak Tewas

Pada Minggu (17/7/2022), Rusia mengklaim tentang menghancurkan senjata NATO dalam serangan.

Kementerian pertahanannya mengatakan telah menghancurkan sebuah gudang yang menyimpan rudal Harpoon dan sebuah kendaraan dengan HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi), menurut kantor berita negara TASS.

Newsweek yang melaporkan berita ini telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kementerian Luar Negeri Ukraina untuk memberikan komentar.

Stavridis sebelumnya menilai Rusia telah menunjukkan "ketidakmampuan yang luar biasa" selama perang setelah negara itu kehilangan beberapa jenderalnya.

"Dalam sejarah modern, tidak ada situasi yang sebanding dengan kematian para jenderal," katanya pada awal Mei.

Baca juga: Zelensky Tiba-tiba Pecat Kepala Intelijen dan Jaksa Agung Ukraina, Apa Alasannya?

Pekan lalu, para pejabat Inggris mengatakan bahwa ketika Rusia mengumpulkan bala bantuan di dekat Ukraina, banyak pasukannya dilengkapi dengan peralatan yang "usang atau tidak kayak."

"Meskipun Presiden Putin mengklaim pada 7 Juli 2022 bahwa militer Rusia 'belum memulai' upayanya di Ukraina, banyak dari bala bantuannya adalah pengelompokan ad hoc yang dikerahkan dengan peralatan usang atau tidak sesuai," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah laporan intelijen menurut pembaruan pada Sabtu (9/7/2022)

Dalam publikasi lain pada Kamis (14/7/2022), badan Inggris mengatakan pasukan Rusia di Ukraina terhalang oleh kendaraan dan senjata usang.

“Kendaraan yang menua, senjata, dan taktik era Soviet yang digunakan oleh pasukan Rusia tidak memungkinkan mereka mendapatkan kembali atau membangun momentum dengan cepat kecuali melakukan pengerahan dalam skala besar—yang saat ini tidak dapat ditanggung oleh Rusia,” kata kementerian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com