Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Menyikapi Mimpi Xi Jinping atas Asia Pasifik

Kompas.com - 17/07/2022, 10:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAMA beberapa dekade terakhir, pengaruh Republik Rakyat Tiongkok (selanjutnya disebut Tiongkok) di Asia Pasifik telah meningkat secara luar biasa; tidak hanya dari segi kekuatan ekonomi dan militer, tetapi juga dari segi soft power.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) juga berusaha meningkatkan pengaruh di kawasan itu, mengalihkan sumber daya utama dari Timur Tengah dan perang melawan terorisme ke kawasan Asia Pasifik. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Poros Asia’ AS.

Tarik menarik dua kepentingan besar itu berkembang seiring dengan inisiatif Perdagangan Bebas Asia (FTA) yang didorong oleh dua kekuatan dunia, termasuk Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang dipimpin AS, dan Area Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP) yang dipimpin Tiongkok.

Sembari mengembangkan FTAAP, Tiongkok juga mempromosikan ambisi Presiden Xi Jinping yang disebut "Mimpi Asia-Pasifik".

Mimpi Xi Jinping: Strategi Soft Power Tiongkok

Di hadapan para peserta KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), 9 November 2014, di Bejing, Presiden Xi Jinping mengemukakan bahwa Tiongkok memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan ‘Mimpi Asia-Pasifik’ bagi masyarakat di kawasan ini.

Mengapa? Meski tak disampaikan, Xi Jinping menyadari bahwa kawasan Asia Pasifik strategis secara geopolitik dan memiliki potensi sangat besar dalam bidang sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), ekonomi-perdagangan, dan sosial-budaya.

Secara ekonomi, misalnya, pada 2007 kontribusi negara berkembang Asia-Pasifik terhadap pertumbuhan global mencapai 40 persen. Diproyeksikan pada 2030, kontribusinya akan mencapai 60 persen.

Kawasan Asia-Pasifik juga akan bertanggung jawab atas mayoritas (90 persen) dari 2,4 miliar anggota baru kelas menengah yang memasuki ekonomi global. (Bdk. World Econmic Forum, 2019).

Xi Jinping ingin menjadikan “Mimpi Asia-Pasifik” salah satu bagian dari strategi ‘soft power’-nya.

Ilmuwan politik, Joseph Nye (2004), mendefinisikan soft power sebagai "kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui daya tarik sosial-budaya, ekonomi, cita-cita politik, dan kebijakan suatu negara, daripada melalui paksaan atau pembayaran.

Sebagai sebuah strategi soft power, "Mimpi Asia-Pasifik’ menggunakan dua mekanisme, yaitu difusi norma dan dominasi wacana.

Mimpi tersebut memiliki dua arah utama, yaitu untuk menemukan cara yang tepat menjegal strategi soft power AS, dan menemukan langkah-langkah yang tepat agar kebijakan luar negeri Tiongkok menjadi sebuah kekuatan global.

‘Mimpi Asia-Pasifik’ bertujuan antara lain untuk memelihara hubungan yang stabil dan bersahabat dengan tetangganya serta membangun rasa saling percaya, memperoleh stabilitas pasokan sumber daya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, memperoleh posisi pengaruh politik yang kuat, mencegah pembentukan aliansi strategis yang diarahkan melawan Tiongkok, mendapatkan dukungan kawasan dalam strategi internasionalnya, menciptakan dunia yang multipolarisasi, dan memperluas kekuatan lunaknya (Bdk. Li (2015: 30).

Menurut Li dan Worn (2010) ‘Mimpi Asia-Pasifik’ memanfaatkan enam sumber kekuatan lunak, yaitu: budaya, nilai-nilai politik, kebijakan luar negeri, model pembangunan ekonomi, citra internasional, dan daya tarik ekonomis.

Jika diperas lebih kuat lagi maka keenam elemen tersebut menghasilkan tiga elemen kunci, yaitu pembangunan, konektivitas ekonomi, dan persatuan Asia dengan penekanan pada harmoni atau kerukunan, saling menguntungkan dan kemakmuran untuk seluruh wilayah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com