Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Ukraina dan Rusia Akan Bertemu di Turkiye Hari Ini Bahas Ekspor Biji-bijian

Kompas.com - 13/07/2022, 08:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

ISTANBUL, KOMPAS.com - Delegasi militer dari Ukraina, Rusia, dan Turkiye dijadwalkan bertemu dengan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Istanbul, Turkiye pada hari ini, Rabu (13/7/2022).

Pertemuan itu akan membahas kemungkinan kesepakatan untuk melanjutkan ekspor aman biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam utama Odesa saat krisis pangan global memburuk.

Menteri Pertahanan Turkiye Hulusi Akar mengumumkan agenda pertemuan itu pada Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Keluh Kesah Putin kepada Jokowi

Turkiye telah bekerja dengan PBB untuk mencoba menengahi kesepakatan setelah invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina memicu kenaikan harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk.

Menurut para diplomat, unsur-unsur yang bakal dibahas termasuk:

  • Kapal Ukraina memandu kapal biji-bijian masuk dan keluar melalui perairan pelabuhan yang ditambang
  • Rusia menyetujui gencatan senjata saat pengiriman bergerak
  • Turki -didukung oleh PBB- memeriksa kapal untuk menghilangkan ketakutan Rusia akan penyelundupan senjata

"Kami memang bekerja keras, tetapi masih ada jalan yang harus ditempuh," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan, Selasa.

"Banyak orang membicarakannya. Kami lebih suka mencoba dan melakukannya," tambah dia, dikutip dari Reuters.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok biji-bijian utama dunia.

Baca juga: Liga Sepak Bola Ukraina Akan Dimulai Lagi 23 Agustus, Ini Pengamanannya

Sementara Rusia juga merupakan pengekspor pupuk yang besar dan Ukraina merupakan produsen minyak jagung dan bunga matahari yang signifikan.

Invasi Rusia ke Ukraina dan blokade laut Ukraina telah menghentikan ekspor, menyebabkan puluhan kapal terdampar dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo di Odesa.

Panen yang akan datang juga berisiko karena Ukraina sekarang kekurangan ruang penyimpanan karena penghentian ekspor.

Bahkan jika kesepakatan tercapai untuk melanjutkan ekspor Ukraina, diplomat menilai, perusahaan pelayaran dan asuransi kemudian akan membutuhkan jaminan untuk memulai kembali perdagangan mengingat risiko dalam menavigasi perairan ranjau.

Ukraina khawatir bahwa menambang pelabuhannya akan membuatnya jauh lebih rentan terhadap serangan Rusia dari Laut Hitam.

juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko mengatakan, Kementeriannya pada Selasa menekankan peran PBB dalam pembicaraan dan perlunya solusi yang akan menjamin keamanan wilayah selatan Ukraina. 

Baca juga: Lawatan Jokowi ke Eropa Bekal Penting Jadi Ketua ASEAN 2023

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan bulan lalu bahwa Moskwa dapat "memberikan jalan yang aman" untuk pengiriman gandum Ukraina, tetapi tidak bertanggung jawab untuk membangun koridor. 

PBB juga bekerja untuk mencoba dan memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, yang menurut Moskwa telah dihalangi oleh sanksi Barat.

Amerika Serikat (AS) mengatakan biji-bijian dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi dan telah menawarkan untuk memberikan jaminan tertulis kepada perusahaan pelayaran dan negara pengimpor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com