Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Jokowi Selamatkan Eksistensi KTT G20 di Bali

Kompas.com - 30/06/2022, 21:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Rizki Nugraha/DW Indonesia

BERLIN, KOMPAS.com - Kemesraan berlangsung singkat pada sesi kedua KTT G7 dan negara mitra di Istana Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022). Di luar, sebanyak 18.000 polisi bersenjata lengkap menyesaki lembah sempit di kaki pegunungan Alpen itu.

Hari kedua KTT sejatinya menjadi ajang bagi negara mitra untuk melakukan pertemuan bilateral dengan pemimpin G7 dan membahas kerja sama ekonomi. Tahun ini, Jerman mengundang Indonesia, India, Senegal, Afrika Selatan dan Argentina.

Tapi betapapun besarnya minat melanjutkan proyek investasi dari era prainvasi, perhatian tetap terarah pada perang yang berkecamuk di timur Ukraina. Hal ini terutama berlaku bagi Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Reaksi Media Rusia atas Kunjungan Jokowi ke Ukraina

Di Istana Elmau, Jokowi diberi kesempatan meyakinkan pemimpin G7 untuk mau menghadiri KTT G20 di Bali bulan November mendatang.

Kehadiran mereka belum sepenuhnya dipastikan lantaran undangan Indonesia terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang secara demonstratif disanggupi oleh Kremlin di hari kedua KTT G7. Sebagai reaksi, Kanselir Jerman Olaf Scholz kembali menegaskan belum bisa memutuskan kehadirannya pada KTT G20.

Krisis eksistensial

Pertemuan di Bali seyogyanya menjadi titik tolak pemulihan ekonomi pascapandemi dan transisi menuju ekonomi ramah iklim. Namun sebelum bisa banyak berharap, G20 yang menggabungkan adidaya ekonomi dunia dan negara industri baru, harus lebih dulu menghadapi krisis eksistensial.

Di tengah musim panen, Program Pangan Dunia (WFP) justru melaporkan sebanyak 323 juta penduduk Bumi menghadapi kerawanan pangan akut. Penyebabnya antara lain adalah terhentinya ekspor pupuk dan gandum dari Rusia dan Ukraina.

Bagi Jokowi, Indonesia harus ikut membantu memecah kebuntuan di Laut Hitam untuk mencegah bencana kelaparan, dan sedikit meredakan ketegangan antara Rusia dan Barat jelang pertemuan di Bali.

“Presiden Joko Widodo menekankan bahwa waktu kita tidak panjang untuk menanggulangi krisis pangan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sebuah keterangan pers, Senin (27/6/2022) malam.

Menurut Retno, terhentinya ekspor gandum Ukraina dan pupuk Rusia merupakan isu yang selalu muncul di sembilan pertemuan bilateral antara Jokowi dan sejumlah pemimpin dunia.

Baca juga:

Setelah dijamu Kanselir Olaf Scholz, presiden melakukan pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, PM India, Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Dia juga untuk pertama kalinya bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, sejak terpilih 2021 silam. “Presiden menyatakan bahwa banyak rakyat di negara berkembang yang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan esktem,” kata Retno lagi.

Blokade Laut Hitam

Inisiatif damai Jokowi bertolak dari rencana PBB untuk membuka koridor pangan di Laut Hitam.

DW INDONESIA Posisi militer Rusia di timur Ukraina.
Saat ini, Turki sedang giat memediasi antara Rusia dan Ukraina. Perundingan antara lain membahas pembukaan blokade dan pembersihan ranjau laut di dua pelabuhan terbesar Ukraina, Odessa dan Mariupol. Rencana itu diharapkan bisa membuka keran ekspor gandum dari Ukraina.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com