Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ekuador Tuding Pengunjuk Rasa Coba Melakukan Kudeta

Kompas.com - 25/06/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

QUITO, KOMPAS.com – Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan, masyarakat adat alias penduduk asli yang menggelar protes terkadang disertai kekerasan selama 12 hari terakhir mencoba untuk menggulingkannya.

Hal tersebut disampaikan Lasso dalam pidatonya pada Jumat (24/6/2022), sebagaimana dilansir AFP.

Tak lama setelah dia berbicara, ribuan pengunjuk rasa kembali bentrok dengan polisi di dekat gedung kongres di Ibu Kota Ekuador, Quito.

Baca juga: Demo Terus Berlangsung dan Ibu Kota Diblokade, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Para pengunjuk rasa bersenjatakan batu dan kembang api. Namun, polisi dan tentara berhasil memukul mundur mereka dengan gas air mata.

“Niat sebenarnya dari orang-orang yang kejam ini adalah untuk melakukan kudeta,” kata Lasso dalam pidatonya.

Dalam pidato tersebut, dia kembali menawarkan dialog untuk mengakhiri aksi protes yang dipicu melonjaknya harga bahan bakar dan biaya hidup.

Rentetan aksi demonstrasi di Ekuador menyebabkan sejumlah bentrokan yang telah menyebabkan enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Ekuador Pecah Lagi dan Tewaskan 43 Tahanan, Ini Penyebabnya

Diperkirakan ada 14.000 pengunjuk rasa yang ikut berdemo di seluruh negeri pada Jumat.

Sebagian besar terkonsentrasi di Quito yang berjumlah sekitar 10.000 orang.

Enam dari 24 provinsi di Ekuador berada dalam keadaan darurat dan jam malam diberlakukan di Quito.

Para pengunjuk rasa menuntut pemangkasan harga bahan bakar yang sudah disubsidi, yang telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka juga menuntut lapangan pekerjaan, kontrol harga pangan, dan lebih banyak anggaran untuk perawatan kesehatan dan pendidikan.

Baca juga: Kejahatan Geng Kriminal Makin Ganas, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Pada Kamis (23/6/2022), pengunjuk rasa memenangkan konsesi terbatas dari Lasso.

Dia memberi mereka akses, ke pusat budaya simbol perjuangan masyarakat adat yang telah dikomandoi oleh polisi.

Namun, beberapa jam kemudian, sekelompok pengunjuk rasa menuju Kongres, di mana polisi menembakkan gas air mata sebagai tanggapan atas lemparan batu, kembang api, dan bom molotov.

Baca juga: Hujan Lebat di Ekuador: Bawa Petaka Massal, Puluhan Tewas, Kerugian Beruntun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com