TANGSHAN, KOMPAS.com - Sembilan orang ditangkap di China setelah sebuah video viral tentang serangan brutal oleh sekelompok pria terhadap wanita di kota Tangshan, menurut laporan polisi.
Di media sosial, video wanita diserang di restoran ini telah dibanjiri komentar netizen China. Kebanyakan mengecam tindakan kekerasan yang terjadi dan mendorong kembali perdebatan tentang kekerasan gender di China.
Baca juga: Taiwan Bersedia Terlibat dengan China, Tak Akan Tutup Pintu
Insiden itu dimulai ketika seorang pria dengan jaket hijau meletakkan tangan ke punggung seorang wanita berkaos putih di sebuah restoran. Wanita itu kemudian mendorongnya pergi.
Pria berjaket hijau itu kemudian terlihat menyerangnya hingga melibatkan perkelahian yang lebih besar, yang melibatkan sekelompok pria yang sebelumnya duduk di luar restoran.
Wanita berkaos putih tersebut kemudian diseret keluar restoran, dan terus mendapat serangan dari beberapa pria meski sudah terbaring di lantai.
Wanita lain yang berusaha menolong di luar restoran di dorong hingga jatuh ke lantai.
Sekelompok pria juga terlihat menyerang rekan wanita dengan pakaian berwarna hitam, yang merupakan teman makan wanita pertama yang mendapat serangan.
Dua dari wanita itu dirawat di rumah sakit dan berada dalam "kondisi stabil dan tidak dalam bahaya yang mengancam jiwa". Sementara dua lainnya menderita luka ringan, menurut para pejabat sebagaimana dilansir BBC pada Sabtu (11/6/2022).
Polisi di Tangshan, di provinsi Hebei utara, mengatakan mereka telah menangkap sembilan orang atas dugaan penyerangan dengan kekerasan dan "memprovokasi masalah".
Televisi pemerintah menyerukan agar para tersangka dihukum berat.
Video tersebut dengan cepat menjadi viral di internet China dan memperbaharui perdebatan tentang pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender di negara di mana percakapan seputar hak-hak perempuan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada tekanan dari masyarakat patriarki, sensor internet dan dukungan hukum yang tidak merata.
Tahun lalu, seorang pria melemparkan cairan panas ke Xiao Meili, seorang feminis China terkenal, di sebuah restoran setelah dia memintanya untuk berhenti merokok.
Meskipun berada di pihak penerima kekerasan, Xiao mengatakan bahwa dia kemudian berulang kali diejek di internet China, di mana banyak yang menyalahkannya karena menyebabkan masalah.
Sensor internet memblokir kata kunci yang terkait dengan gerakan MeToo setelah gelombang wanita menuduh profesor universitas melakukan pelecehan seksual pada 2018.
Para pegiat di China juga mengatakan kekerasan dalam rumah tangga masih meluas dan kurang dilaporkan.
The footage coming out of Tangshan today is horrific, every woman's worst nightmare.
Shocking footage is going viral of a woman refusing a man's advances at a restaurant.
She is then punched, chairs are thrown, & she is dragged by her hair into the street, JUST FOR SAYING NO. pic.twitter.com/PyboAb1Ma3
— Kerry Allen ?? (@kerrya11en) June 10, 2022
Baca juga: China Berseru Akan Berjuang Sampai Akhir untuk Hentikan Kemerdekaan Taiwan