Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Isnandar
Mahasiswa PGSD Paramadina

Mahasiswa Graduate School of Diplomacy Universitas Paramadina, pegiat export.
YouTube: Kareem International

UAE, Negara Serikat yang Berkesatuan

Kompas.com - 10/06/2022, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tidak tahu entah berapa kali saya trip ke Dubai sejak jadi export salesman tahun 2007. Dalam percakapan sehari-hari, mengunjungi negara ini kita selalu menyebut nama kotanya (Dubai), bukan ‘berkunjung ke UAE’.

Profile UAE bagi kami kaum pedagang yang selalu transit di kota ini: Dubai adalah UAE, UAE ya Dubai.

Sebelumnya, baru satu kali saya mengambil penerbangan menggunakan Etihad, tahun 2009, itu pun hanya untuk transit. Dan kemarin adalah yang kedua kalinya.

Perjalanan kali ini yang menggunakan Etihad, harus berangkat dari Abu Dhabi, kemudian perjalanan darat dari Muscat (Oman) menuju Dubai, dan perjalanan darat lainnya ke Fujairah, memberi kesadaran bahwa negara ini memang adalah negara Federal/Serikat.

Layaknya negara serikat, pembangunan dan arah kebijakan setiap state cenderung lebih longgar menurut selera masing-masing pemimpinnya.

Kita lihatlah perlombaan menuju terdepan di dunia yang dilakoni dengan sangat asyik oleh Dubai.

Gedung-gedung yang selalu mengundang pembicaraan di seluruh dunia, bandara besar, pembangunan pulau-pulau buatan yang menyaingi kepulauan seribu di teluk Jakarta.

Dan tentu saja yang sangat fenomenal, pembangunan gedung tertinggi di dunia yang sempat dihantam oleh badai krisis ekonomi di penghujung pembangunannya, kemudian pendanaannya diselamatkan oleh sang saudara tua; Abu Dhabi.

Berbanding terbalik dengan Dubai, Abu Dhabi cenderung lebih kalem. Tidak terlalu tergoda untuk menjadi yang "terwah" di dunia.

Bagai seorang kakak yang tenang dan berwibawa, membiarkan sang adik (Dubai) untuk tampil bagai bintang dari keluarga.

Jika kita bandingkan beberapa infrastuktur untuk publik di antara dua state ini, sulit meninggalkan kesan kalau Dubai sangat memanjakan penduduknya (penduduk asli maupun pendatang). Sedangkan Abu Dhabi, yah cukup menyediakan seadanya saja.

Bis-bis kota di Dubai sangat modern dan menggunakan armada terbaru. Terminal busnya pun sangat bagus dan modern.

Belum lagi kalau kita melihat layanan kereta listrik (MRT) yang meliuk-liuk dari area ujung bandara sampai jauh ke area Expo 2020.

Pengalaman pertama ke Dubai tahun 2007 di mana kita harus menyewa mobil seharian penuh untuk bisa bekerja, terlihat seperti era dinasaurus dengan kondisi transportasi Dubai saat ini.

Sebaliknya di Abu Dhabi, bus central terminalnya terlihat biasa saja, dengan bangunan yang seperti sudah berumur 30-an tahun dan mengingatkan pada bandara-bandara di Afrika. Armada busnya pun terlihat kuno dan seadanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com