Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru yang Selamat dari Penembakan Massal di SD Texas, Trauma Kehilangan 11 Murid, Tak Sanggup Mengajar Lagi

Kompas.com - 08/06/2022, 20:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

UVALDE, KOMPAS.com - Seorang guru yang terjebak dalam kelas tempat insiden penembakan massal di SD Texas minggu lalu, menceritakan apa yang terjadi di hari berdarah yang merenggut nyawa rekan dan murid-muridnya.

Arnulfo Reyes mengatakan saat itu dia sedang menonton film bersama murid-muridnya, setelah perayaan prestasi siswa yang diadakan dua hari sebelum liburan musim panas.

Baca juga: Kronologi Terbaru Penembakan SD Texas, Detik-detik Penuh Kekacauan dan Ketakutan

Ketika ledakan keras meletus, beberapa siswa bertanya: "Apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu apa yang terjadi," jawab Reyes. “Tapi mari kita berlindung di bawah meja. Berlindung di bawah meja dan pura-pura seperti kamu sedang tidur.

Itu adalah pelatihan yang diberikan kepada guru dan siswa di sekolah dasar Robb dalam kasus serangan bersenjata, yang dilakukan hanya beberapa minggu sebelumnya. Tapi menurut Reyes, penanganan itu tidak berguna.

“Kami melatih anak-anak kami untuk duduk di bawah meja. Dan (jadi) itulah yang saya pikirkan saat itu. Tapi kami mengaturnya menjadi seperti ‘bebek’ (sasaran empuk).”

Tak butuh waktu lama setelah suara tembakan terdengar, Reyes merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Saat dia berbalik, dia melihat seorang pria memegang senapan.

Penyusup itu menembak Reyes dua kali, termasuk sekali di paru-paru, hingga menjatuhkannya ke tanah.

Baca juga: Cerita WNI di AS Pasca-penembakan Massal di SD Texas: Takut Melepas Anak ke Sekolah

Pelaku kemudian menembakkan peluru tanpa pandang bulu ke siswa berusia 10 dan 11 tahun di dalam kelas, serta anak-anak di ruangan yang berdekatan. Tapi polisi diam di lorong.

Saat penembakan berhenti, 19 anak – termasuk 11 murid Reyes – tewas. Begitu pula dengan dua rekan gurunya.

“Saya merasa sangat sedih untuk orang tua (dari siswa yang terbunuh) karena mereka kehilangan seorang anak,” kata Reyes dalam program "Good Morning America" ABC pada Selasa (7/6/2022).

Keterangannya dalam acara televisi tentang pembunuhan massal di SD Robb adalah salah satu laporan langsung paling mengerikan, yang muncul dari penembakan sekolah paling mematikan di AS, sejak 26 orang terbunuh di SD Sandy Hook di Connecticut pada 2012.

Berbicara dari tempat tidur sebuah rumah sakit di San Antonio, di mana dia menjalani lima operasi dan tambahan darah, Reyes kembali menggemakan kritik publik atas tanggapan polisi di Uvalde hari itu, dan menyebut mereka "pengecut".

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Penembakan SD di Texas | Anak Ridwan Kamil Hilang di Sungai Aare Swiss

Kepala polisi distrik sekolah, Pete Arredondo, memerintahkan lebih dari selusin petugasnya untuk menunggu di lorong sekolah lebih dari satu jam.

Padahal siswa dan guru yang terperangkap di dekatnya memohon kepada operator 911 untuk menyelamatkan mereka dari penyusup, yang kemudian diketahui telah menembak neneknya sebelumnya hari itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com