Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Lepas Ketergantungan dengan China, Albanese Minta Pebisnis Australia Lirik Indonesia

Kompas.com - 08/06/2022, 18:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

MAKASSAR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan bahwa “Negeri Kanguru” perlu melepaskan ketergantungannya pada China untuk perdagangan dan peluang bisnis lainnya dengan memprioritaskan strategi baru di Indonesia.

Pada hari terakhirnya di Indonesia pada Selasa (7/6/2022), perdana menteri baru itu mengatakan industri tidak dapat mengandalkan mencairnya hubungan Australia-China untuk memulihkan peluang yang hilang.

Baca juga: KFC Terpaksa Ubah Resep karena Kelangkaan Bahan di Australia

Albanese mengatakan strategi komersial Australia perlu diseimbangkan kembali.

Selama kunjungan ke kota Makassar, perdana menteri mencatat bahwa pada satu titik “proporsi perdagangan dengan China naik di atas 45 persen”.

Albanese berpendapat China perlu meninggalkan sanksi perdagangan "tidak adil" terhadap Australia, tetapi mengatakan diversifikasi adalah jalan ke depan.

“Kita perlu memastikan bahwa kita mendiversifikasi peluang yang ada,” katanya sebagaimana dilansir dari Guardian.

Albanese mengatakan ada peluang di Indonesia karena ada “pertumbuhan ekonomi yang signifikan (dan) pertumbuhan kelas menengah yang signifikan”.

Dia mencatat bahwa Australia saat ini berada di peringkat 13 dalam daftar mitra dagang dengan Indonesia dan jelas kinerjanya bisa meningkat.

“Akal sehat memberitahu Anda bahwa itulah masalahnya. Kami bisa melakukan lebih banyak lagi.”

Baca juga: Albanese Tegaskan Jet Tempur China Cegat Pesawat Australia di Wilayah Udara Internasional

Albanese mengaku senang bahwa para eksekutif dari beberapa perusahaan terbesar di Australia menemaninya dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, meski dalam “pemberitahuan yang sangat singkat”.

Diantaranya, ada kepala Dewan Bisnis Australia, Jennifer Westacott; Anda memiliki presiden Grup Industri Australia; kepala eksekutif Commonwealth Bank; perwakilan dari perusahaan besar seperti Wesfarmers dan Fortescue.

Fakta kehadiran mereka menurutnya “menunjukkan kepada saya bahwa ada pengakuan atas peluang yang ada di sini untuk peningkatan investasi dari Australia, dan itu memang merupakan tanda yang sangat positif.”

Kepada kepala Dana Super Industri Greg Combet, PM baru Australia itu mengatakan akan segera memimpin delegasi ke Indonesia “untuk melihat cara di mana dana pensiun Australia dapat berinvestasi di Indonesia”.

"Itu peluang besar yang bisa memberi keuntungan bersama."

Albanese adalah perdana menteri Australia pertama yang mengunjungi kota Makassar di wilayah Sulawesi.

Baca juga: Anthony Albanese Jadi PM Australia Pertama yang Kunjungi Makassar, Ingin Sering Datang ke Indonesia

Pada Selasa (7/6/2022), perdana menteri berbicara kepada alumni dan fakultas di Universitas Hasanuddin, mengunjungi Pabrik Tepung Mutiara Timur, yang merupakan perusahaan patungan antara Australia dan Indonesia.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong juga mengunjungi proyek Rise, di mana pemerintah Australia telah memberikan 4 juta dollar AS untuk meningkatkan ketahanan iklim di wilayah yang sering dilanda banjir.

Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa kunjungan ke Indonesia telah melampaui semua harapannya.

“Kami bertindak untuk memastikan bahwa kami memaksimalkan peluang ekonomi dari keterlibatan di wilayah kami – tetapi juga (di saat yang sama) kami menghadapi tantangan yang ada di wilayah ini, akibat persaingan strategis, karena itu kami mengembangkan hubungan baik dengan orang-orang.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com