Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Invasi Indonesia di Masa Lalu, Presiden Timor Leste: Kami Sudah Memaafkan

Kompas.com - 07/06/2022, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com – Presiden Timor Leste yang baru dilantik, Jose Ramos-Horta, dikenal sebagai tokoh penting bagi kemerdekaan Timor Leste.

Konflik negaranya dengan Indonesia di tahun 70-an, disikapinya dengan bijak dalam wawancara online yang disiarkan di kanal YouTube Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Ramos-Horta, yang merupakan peraih Nobel dan dilantik menjadi Presiden Kelima Timor Leste pada Mei 2022 lalu, mengaku telah memaafkan Indonesia atas "kesalahan di masa lalu".

Baca juga: Gempa M 6,1 Guncang Timor Leste, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Timor Leste pada 2007-2012 dan Perdana Menteri serta Menteri Luar Negeri Timor Leste ini juga mengungkap keinginannya untuk mempererat hubungan kedua negara.

"Invasi Indonesia pada 1975 tahun merupakan pergolakan yang luar biasa di Asia Tenggara. Amerika Serikat muncul sebagai pemenang mutlak di akhir Perang Dunia II mengalahkan Jepang mengalahkan Nazi Jerman," ujarnya.

"Tapi situasi berbalik. AS kalah di Vietnam. Perang dingin antara AS dan Rusia pun dimulai. Indonesia menginvasi Timor Leste sebagian akibat perang dingin, Perang Vietnam, dan kekalahan Amerika. Kami menjadi korban dari itu semua," tambahnya.

Menurut Ramos-Horta, orang indonesia memang membuat kesalahan, tapi dalam sejarah, di dunia ketiga, baik di Asia Afrika, Amerika Latin, atau bahkan Eropa, ada banyak kesalahan sejarah yang tragis.

Baca juga: Bertemu Ramos Horta, Mahfud: Dia Ingin Hubungan Timor Leste-Indonesia Semakin Baik

"Mentalitas militer Indonesia saat itu adalah ketakutan obsesi terhadap komunis itu pasca tragedi 1965," ungkap Ramos-Horta.

"Saat kerajaan kolonial Portugis runtuh, Fretilin mengambil alih. Fretilin adalah sayap kiri dan dan ada banyak elemen Leninis-Marxis yang kuat di sana, dan dan indonesia takut akan hal itu," tambahnya.

Horta pun bisa memaklumi alasan invasi akibat situasi yang pelik itu. Tapi sosok Xanana Gusmao, yang juga berperan dalam kemerdekaan Timor Leste, memberinya teladan menghadapi situasi ini.

"Saat situasi tak jelas, pada 1981, muncul Xanana Gusmao. Dia yang mereorganisasi perlawanan dari kerusuhan, memobilisasi rakyat dengan visi yang luar biasa, ditambah keberaniannya," ujarnya.

"Xanana memiliki kepribadian yang luar biasa. Dia tidak memiliki kemarahan dan kebencian terhadap Indonesia, bahkan sebenarnya memiliki cinta untuk Indonesia. Dia mengajari orang Timor menghormati Indonesia," tambahnya.

Baca juga: Ramos Horta: Kepresidenan Donald Trump akan Provokasi Kekacauan Dunia

Horta, yang meraih kemenangan dalam putaran kedua pemungutan, juga mengatakan hubungan dengan Indonesia, Australia, dan kawasan harus menjadi agenda utama nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com