Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Ikut Perangi Penangkapan Ikan Ilegal di Pasifik, Bersinggungan dengan China?

Kompas.com - 10/05/2022, 13:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) akan segera mengumumkan rencana untuk memerangi penangkapan ikan ilegal dengan lebih baik di Pasifik.

Hal ini disampaikan oleh koordinator Indo-Pasifik AS Kurt Campbell pada Senin (9/5/2022), sebagai bagian dari peningkatan keterlibatan AS dengan kawasan itu untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

Beberapa negara di kawasan Indo-Pasifik telah kesal dengan armada penangkapan ikan China yang besar.

Baca juga: China Tuding NATO Kacaukan Eropa, Beri Peringatan untuk Kawasan Asia-Pasifik

Diberitakan Reuters, mereka mengatakan kapal-kapal China sering melanggar zona ekonomi eksklusif mereka dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi.

“Salah satu tantangan terbesar di Pasifik sebenarnya adalah penangkapan ikan ilegal,” kata Campbell dalam sebuah forum di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, ketika ditanya tentang kerja sama yang berkembang antara China dan Kepulauan Solomon, mitra lama AS.

"Kami percaya bahwa dalam beberapa minggu ke depan kami akan, melalui berbagai institusi, mengumumkan serangkaian kemampuan utama yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran domain maritim," kata Campbell, yang menyebut penting untuk mengatasi masalah tersebut.

Campbell berbicara menjelang rencana kunjungan Presiden Joe Biden pada 20-24 Mei ke Korea Selatan dan Jepang yang akan mencakup pertemuan di Tokyo dari kelompok negara-negara aliansi Quad (Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat) yang telah meningkatkan kerja sama dalam menghadapi ketegasan China yang semakin meningkat.

Baca juga: China Akan Bisa Mengerahkan Pasukan ke Negara Pasifik, Australia Keluarkan Peringatan

China telah mengatakan bahwa pihaknya adalah negara penangkap ikan yang bertanggung jawab yang telah bekerja sama secara internasional untuk memberantas penangkapan ikan ilegal.

China mengaku menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif yang relevan sesuai dengan perjanjian bilateral.

Campbell mengatakan pihaknya sedang melihat kemampuan yang akan terus melacak pengiriman ketika kapal yang menangkap ikan secara ilegal mematikan pengenal elektronik.

Dia mengatakan sejumlah negara sedang meningkatkan upaya dengan pengerahan kapal patroli dan pelatihan.

Penjaga Pantai AS mengatakan penangkapan ikan ilegal telah melampaui pembajakan sebagai ancaman keamanan maritim global utama, dan berisiko meningkatkan ketegangan di antara negara-negara yang bersaing untuk mendapatkan stok ikan yang dieksploitasi secara berlebihan.

Mereka telah meminta China untuk melakukan kontrol yang lebih bertanggung jawab atas kapal-kapalnya.

Campbell mengatakan Washington perlu berbuat lebih banyak untuk membantu Kepulauan Solomon.

Baca juga: China-Kepulauan Solomon Resmi Sepakati Pakta Keamanan yang Kontroversial, Apa Isinya?

Dia memimpin delegasi AS ke negara Kepulauan Pasifik itu bulan lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com