KOMPAS.com - CEO Twitter mengatakan bahwa CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk tidak akan bergabung dengan dewan direksi raksasa media sosial itu.
Hal ini disampaikan seminggu pasca-pengumuman bahwa pengusaha teknologi miliarder akan ditunjuk.
Dilansir dari AFP, sebagai orang terkaya di dunia saat ini dan dengan lebih dari 80 juta pengikut Twitter, Musk mengungkapkan pembelian 73,5 juta atau 9,2 persen saham Twitter pekan lalu.
Baca juga: Miliki Harta Lebih dari Rp 3.000 Triliun, Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes
Hal itu membuatnya menjadi pemegang saham terbesar.
Namun, Musk ternyata tak akan menjadi anggota dewan direksi.
"Elon telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan kami," cuit CEO Twitter Parag Agrawal pada Minggu (10/4/2022).
"Penunjukan Elon ke dewan akan efektif secara resmi pada Sabtu, tetapi Elon mengumumkan pada pagi yang sama bahwa dia tidak akan lagi bergabung dengan dewan," kata Agrawal.
"Aku yakin ini yang terbaik," tambahnya.
Baca juga: Elon Musk Jadi Pemegang Saham Terbesar Twitter, Segera Ambil Alih?
Agrawal telah mengumumkan pada Selasa (11/4/2022) bahwa Musk akan bergabung dengan dewan, menggambarkannya sebagai "orang yang percaya dan kritis terhadap layanan, persis seperti yang kita butuhkan".
Musk sendiri mencuit bahwa dia menantikan untuk bekerja dengan Parag dan dewan Twitter "untuk membuat peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang.”
Dalam pengumumannya pada hari Minggu, Agrawal membagikan catatan yang dia kirim ke Twitter.
Dia mengatakan, penunjukan Musk ke dewan akan bergantung pada pemeriksaan latar belakang.
Musk juga harus bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan setelah ditunjuk.
Baca juga: Elon Musk Borong Saham Twitter, Harga Dogecoin Melesat
“Elon adalah pemegang saham terbesar kami dan kami akan tetap terbuka untuk masukannya,” tambah Agrawal.
Sebagai reaksi nyata terhadap berita tersebut, Musk mencuit emoji yang menyeringai, tanpa komentar lain.
Musk dikenal sebagai pengguna Twitter yang rutin, yang secara teratur mencampuradukkan pernyataan yang menghasut dan kontroversial tentang masalah atau tokoh publik lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.