Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot di Australia Dituduh Menyemai Awan, Sebabkan Hujan dan Memicu Banjir

Kompas.com - 08/04/2022, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah perusahaan penerbangan Australia mengatakan telah menerima lebih dari 100 ancaman menyusul teori konspirasi online bahwa pilotnya menyebabkan bencana banjir dengan cara menyemai awan.

Dilansir AFP, ahli teori konspirasi menyebarkan klaim palsu setelah berminggu-minggu hujan deras menyebabkan banjir pantai timur selama dua bulan terakhir.

Banjir melanda rumah-rumah dan menyapu mobil dari jalan.

Baca juga: Update Banjir Australia: Sydney Waspada Badai, Jumlah Korban Meninggal Bertambah

Postingan yang dibagikan secara online, menyebut dugaan pilot survei udara dari Handel Aviation menyebabkan banjir kedua di kota Lismore di New South Wales yang dilanda banjir pada 31 Maret lalu.

Pilot dituduh melakukan penyemaian awan, yakni menyebarkan zat ke awan untuk memicu hujan.

"Seorang pilot dari Handel Aviation di Cessna 210N Centurion VH-JIL melakukan penyemaian awan di atas Lismore South & Ballina saat melihat banjir besar di bawahnya," tulis salah satu postingan yang dibagikan secara luas.

Jalur penerbangan pesawat Handel Aviation VH-JIL yang melintasi daerah banjir juga dibagikan secara online oleh perancang busana Australia Alice McCall.

Di mengeklaim bahwa para pilot menjatuhkan bahan kimia untuk "mengaktifkan hujan".

Baca juga: Australia Dilanda Banjir Terburuk dalam Satu Dekade, Puluhan Ribuan Orang Mengungsi

Operator Handel Aviation Mark Handel mengatakan pada Kamis (7/4/2022) bahwa perusahaan tidak menanam apa pun di awan.

Penerbangan itu mengaku hanya mengumpulkan gambar untuk peta udara yang diberikan kepada perusahaan pemetaan Australia, NearMap.

"Handel Aviation mengoperasikan pesawat fotografi udara saja," tulisnya di situs perusahaan.

NearMap pun mengonfirmasi kepada AFP bahwa foto-foto yang diambil Handel Aviation dipakai untuk memetakan daerah yang terkena bencana untuk perusahaan asuransi dan layanan darurat.

Baca juga: Sedikitnya 78 Orang Tewas akibat Tanah Longsor dan Banjir Bandang Brasil

"Pemetaan udara ini dilakukan setelah bencana cuaca besar dan bencana alam, termasuk setelah banjir pantai timur baru-baru ini," kata juru bicara NearMap.

Meski begitu, klaim yang beredar secara online menyebabkan lebih dari 100 ancaman dikirim ke Handel Aviation.

"Kami benar-benar mendapat ancaman kekerasan'," kata Handel.

Handel mengatakan dia menugaskan manajer operasinya, Anthony Berko, untuk menanggapi setiap email dan menelepon orang-orang yang memberikan nomor telepon mereka.

Baca juga: Peneliti Singapura: Ada Dampak Perubahan Iklim yang Lebih Berbahaya dari Banjir dan Kekeringan!

"Beberapa dari mereka yang dihubungi terkejut atau marah," kata Berko.

Tetapi yang lain, menurut Berko, tertekan, memberi tahu bahwa mereka telah kehilangan segalanya selama banjir dan mengira perusahaan bertanggung jawab.

"Mereka membutuhkan bahu untuk menangis dan mendengar cerita mereka. Mereka pada dasarnya kehilangan segalanya," tambah Berko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com