Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tanggapi Klaim Gunakan Amunisi Terlarang Bom Fosfor di Ukraina

Kompas.com - 26/03/2022, 08:47 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia membantah telah menggunakan bom fosfor putih selama serangan militernya di Ukraina, menanggapi tuduhan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Penggunaan amunisi yang dapat menyebabkan luka bakar yang mematikan dan sangat beracun ini telah dilarang, berdasarkan hukum internasional.

“Rusia tidak pernah melanggar konvensi internasional apa pun,” ungkap Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat (25/3/2022), dikutip dari Russia Today (RT).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-29 Serangan Rusia ke Ukraina, KTT NATO Digelar, Klaim Moskwa Gunakan Bom Fosfor

Ytusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, juga mengeklaim bahwa Moskwa telah lama membuang gudang senjata kimia mereka.

Dia menyebut bahwa memalukan jika menuduh Moskwa menggunakan amunisi kimia di Ukraina.

Sebelumnya, pada Kamis (24/3/2022), Zelensky mengeklaim bahwa pasukan Rusia menggunakan bom fosfor terhadap warga sipil di Ukraina.

Dia mengatakan hal itu saat berbicara kepada para pemimpin negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) melalui tautan video.

Zelensky dilaporkan tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya saat itu.

Pejabat Ukraina lainnya juga disebut telah membuat tuduhan serupa kepada Rusia.

Baca juga: Rusia: Fase Pertama Operasi Militer di Ukraina Tuntas, Giliran Fokus Bebaskan Donbas

Rusia justru tuduh Ukraina gunakan bom fosfor

Pada kenyataanya, Rusia pernah juga menuduh Ukraina menggunakan senjata terlarang bom fosror yang kemudian disangkal juga oleh pihak Kyiv.

Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim pada Februari, bahwa tentara Ukraina secara besar-besaran telah menggunakan amunisi fosfor di luar Kyov ketika mencoba mengusir serangan Rusia.

Zelensky kemudian mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki senjata kimia atau bentuk senjata pemusnah massal lainnya.

Rusia diketahui menyerang Ukraina pada mulai 24 Februari.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Sedangkan, Ukraina mengatakan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik (Donetsk dan Luhansk) dengan paksa.

Baca juga: Intelijen Ukraina: Rusia Gunakan Metode Perang Lama dan Sering Salah Perhitungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Hujan Lebat Rusak Penjara Nigeria, 118 Narapidana Kabur

Hujan Lebat Rusak Penjara Nigeria, 118 Narapidana Kabur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com