Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awak Media Rusia Ramai-ramai Resign, Muak dengan Propaganda di Perang Ukraina

Kompas.com - 20/03/2022, 13:30 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang jurnalis Rusia, yang sempat muncul secara tiba-tiba dan memprotes perang Ukraina saat siaran langsung program berita TV, mengatakan orang-orang Rusia sudah "dihipnosis" oleh propaganda pemerintah.

Marina Ovsyannikova berbicara langsung kepada BBC. Dia mengatakan orang Rusia harus berhenti mendengarkan liputan media pemerintah.

"Saya mengerti, sulit untuk menemukan informasi alternatif, tetapi Anda perlu mencoba mencarinya," katanya.

Baca juga: Saat Berita TV Rusia Disabotase, Pamerkan Poster No War Saat Live...

Ovsyannikova adalah seorang editor di Channel 1, saluran televisi yang dikendalikan pemerintah. Dia ditahan setelah melakukan aksinya pada Senin (13/3/2022).

Dia berlari ke lokasi salah satu program berita Rusia yang paling banyak ditonton, Vremya, memegang papan bertuliskan: "Tidak boleh ada perang, hentikan perang, jangan percaya propaganda, mereka di sini berbohong kepada Anda."

Dia juga terdengar mengulangi kata-kata "tidak boleh ada perang, hentikan perang".

"Saya sadar jika saya pergi untuk berdemo di pusat kota (Moskwa), saya akan ditangkap seperti orang lain dan dilempar ke dalam mobil polisi, lalu diadili," kata Ovsyannikova pada Kamis (17/3/2022).

"Setengah poster berbahasa Rusia, setengah poster lagi berbahasa Inggris. Saya benar-benar ingin menunjukkan kepada penonton Barat bahwa orang-orang Rusia pun menentang perang," katanya.

"Saya merasa punya tanggung jawab. Saya pernah menjadi roda penggerak dalam mesin propaganda. Sampai saat terakhir, saya tidak terlalu memikirkannya," katanya.

Ovsyannikova juga menanggapi berbagai tuduhan media Rusia tentang motivasinya melakukan aksi tersebut. "Ada banyak teori konspirasi yang dibangun terhadap saya," katanya.

"Itulah mengapa saya harus menjelaskan kepada dunia apa yang sebenarnya terjadi, fakta bahwa saya hanya seorang perempuan Rusia yang biasa, tetapi saya tidak bisa tetap diam."

Baca juga: Editor TV Rusia yang Protes Perang Ukraina Saat Siaran Resign, Tolak Suaka dari Perancis

 

Sebelum melakukan aksinya, Ovysyannikova merekam sebuah video dan mengatakan dia malu bekerja untuk "propaganda Kremlin".

Dia mengaku ditahan dan diinterogasi oleh polisi selama 14 jam dan didenda 30.000 rubel (senilai Rp 4 juta) karena video tersebut. Pihak berwenang yakin Ovysyannikova bertindak atas nama orang lain, katanya.

"Tidak ada yang percaya itu adalah keputusan pribadi saya. Mereka menduga aksi saya itu disebabkan konflik di tempat kerja, kerabat yang marah tentang Ukraina, atau negara-negara Barat secara khusus meminta saya melakukannya."

"Mereka tidak percaya bahwa saya memiliki begitu banyak keberatan terhadap pemerintah, sehingga saya tidak bisa lagi tinggal diam," katanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com