Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Bulan Pasca-Jatuhnya Kabul, Bagaimana Kabar Warga yang Tertinggal dalam Evakuasi?

Kompas.com - 20/02/2022, 17:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

KABUL, KOMPAS.com - Enam bulan setelah jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, ribuan warga Afganistan yang tertinggal dalam evakuasi atau tersebar di seluruh dunia setelah kekacauan, memiliki sedikit harapan untuk sampai ke AS.

Sementara evakuasi menyelamatkan 76.000 warga Afghanistan ke tempat yang aman di AS, mereka yang pergi secara pribadi tetap berada di luar negeri.

Dilansir The Hill, diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa menjadi rentan karena hubungan mereka dengan AS.

Baca juga: 6 Bulan Berkuasa, Taliban Hapus Unsur-unsur Pemerintahan Sebelumnya di Kabul

2.800 sisanya tinggal di kamp-kamp di Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA).

Tetapi rencana untuk menangani kelompok-kelompok ini sebagian besar gagal terwujud dalam setengah tahun sejak penutupan evakuasi.

“Kami bekerja dengan pemerintahan Biden dan Kongres untuk benar-benar memastikan orang tidak lupa. Kami merasa sangat mudah untuk fokus pada 75.000 orang,” kata Joseph Azam, ketua dewan Yayasan Afghanistan-Amerika.

“Itu memang banyak orang. Tapi kenyataannya jumlah yang kita tinggalkan jauh lebih banyak,” tambahnya.

Baca juga: Insiden Bocah Terjepit di Sumur Kembali Terjadi, Kali Ini di Afghanistan

Kekhawatiran bahwa AS akan sedikit dapat membantu warga Afghanistan setelah penutupan evakuasi terbukti cukup beralasan.

Pemerintah, dengan fungsi Kedutaan Besar AS yang dilakukan protektorat Qatar di Afghanistan, hanya mengamankan sejumlah penerbangan ke luar negeri bagi mereka yang sudah memiliki ikatan AS: warga negara, penduduk tetap dan keluarga, dan mereka yang memenuhi syarat untuk visa imigran khusus setelah membantu militer AS.

“Sinyal permintaan untuk keberangkatan dari Afghanistan, jika saya berbicara jujur, mungkin melampaui kemampuan kita untuk mengirim mereka ke negara kita. Dan itu adalah fakta yang harus kita hadapi setiap hari,” kata Thomas West, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan.

Ini diucapkannya sembari menandai enam bulan sejak jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, menekankan bahwa AS hanya memproses mereka yang memiliki ikatan dengan AS.

Baca juga: Demo Pengungsi Afghanistan di Depan DPRD Batam Ricuh, Ini Kata Satpol PP

Di sisi lain, Presiden Biden telah membuka program pengungsi AS untuk warga Afghanistan, termasuk mereka yang rentan karena berafiliasi dengan AS atau dengan membantu upaya demokratisasi AS atau bekerja dengan organisasi nirlaba lainnya.

Tetapi Gedung Putih belum menetapkan cara bagi warga Afghanistan untuk mendaftar di negara mereka, yang berarti mereka dapat memulai proses selama bertahun-tahun hanya setelah mereka berhasil menyeberang ke negara tetangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com