KABUL, KOMPAS.com - Enam bulan setelah jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, ribuan warga Afganistan yang tertinggal dalam evakuasi atau tersebar di seluruh dunia setelah kekacauan, memiliki sedikit harapan untuk sampai ke AS.
Sementara evakuasi menyelamatkan 76.000 warga Afghanistan ke tempat yang aman di AS, mereka yang pergi secara pribadi tetap berada di luar negeri.
Dilansir The Hill, diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa menjadi rentan karena hubungan mereka dengan AS.
Baca juga: 6 Bulan Berkuasa, Taliban Hapus Unsur-unsur Pemerintahan Sebelumnya di Kabul
2.800 sisanya tinggal di kamp-kamp di Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA).
Tetapi rencana untuk menangani kelompok-kelompok ini sebagian besar gagal terwujud dalam setengah tahun sejak penutupan evakuasi.
“Kami bekerja dengan pemerintahan Biden dan Kongres untuk benar-benar memastikan orang tidak lupa. Kami merasa sangat mudah untuk fokus pada 75.000 orang,” kata Joseph Azam, ketua dewan Yayasan Afghanistan-Amerika.
“Itu memang banyak orang. Tapi kenyataannya jumlah yang kita tinggalkan jauh lebih banyak,” tambahnya.
Baca juga: Insiden Bocah Terjepit di Sumur Kembali Terjadi, Kali Ini di Afghanistan
Kekhawatiran bahwa AS akan sedikit dapat membantu warga Afghanistan setelah penutupan evakuasi terbukti cukup beralasan.
Pemerintah, dengan fungsi Kedutaan Besar AS yang dilakukan protektorat Qatar di Afghanistan, hanya mengamankan sejumlah penerbangan ke luar negeri bagi mereka yang sudah memiliki ikatan AS: warga negara, penduduk tetap dan keluarga, dan mereka yang memenuhi syarat untuk visa imigran khusus setelah membantu militer AS.
“Sinyal permintaan untuk keberangkatan dari Afghanistan, jika saya berbicara jujur, mungkin melampaui kemampuan kita untuk mengirim mereka ke negara kita. Dan itu adalah fakta yang harus kita hadapi setiap hari,” kata Thomas West, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan.
Ini diucapkannya sembari menandai enam bulan sejak jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, menekankan bahwa AS hanya memproses mereka yang memiliki ikatan dengan AS.
Baca juga: Demo Pengungsi Afghanistan di Depan DPRD Batam Ricuh, Ini Kata Satpol PP
Di sisi lain, Presiden Biden telah membuka program pengungsi AS untuk warga Afghanistan, termasuk mereka yang rentan karena berafiliasi dengan AS atau dengan membantu upaya demokratisasi AS atau bekerja dengan organisasi nirlaba lainnya.
Tetapi Gedung Putih belum menetapkan cara bagi warga Afghanistan untuk mendaftar di negara mereka, yang berarti mereka dapat memulai proses selama bertahun-tahun hanya setelah mereka berhasil menyeberang ke negara tetangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.