Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insinyur AL AS Akui Hendak Jual Rahasia Kapal Selam Nuklir ke Negara Lain

Kompas.com - 15/02/2022, 09:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang insinyur Angkatan Laut AS pada Senin (14/2/2022) mengakui di pengadilan federal, ia mencoba menjual rahasia kapal selam nuklir kepada negara asing, kata Kementerian Kehakiman.

Jonathan Toebbe (43) mengaku bersalah di depan hakim federal, lebih dari empat bulan setelah ditangkap bersama istrinya, Diana Toebbe.

Sebagai imbalan atas pengakuan bersalahnya, ia diperkirakan akan dijatuhi hukuman antara 12,5-17,5 tahun penjara, menurut laporan kantor berita AFP.

Baca juga: Insinyur Angkatan Laut Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir AS

Istrinya yang bekerja sebagai guru, sejauh ini mempertahankan ketidakbersalahannya dan meminta pembebasan untuk merawat dua anak remaja mereka, tetapi pengakuan suaminya juga memberatkannya.

"Diana Toebbe secara sadar dan sukarela bergabung dengan konspirasi untuk mengomunikasikan Data Terlarang kepada orang lain dengan maksud mendapatkan keuntungan dari negara asing dan melakukan beberapa tindakan terbuka untuk melanjutkan konspirasi, termasuk bertindak sebagai pengintai," kata dokumen itu.

Namun, dokumen pengadilan tidak mengatakan ke negara mana pasutri itu mencoba menjual informasi mereka.

Dokumen tersebut menyiratkan bahwa negara itu adalah sekutu AS yang bahasa utamanya bukan bahasa Inggris.

Kapal selam nuklir AS berada di tengah krisis diplomatik yang memanas pada September 2021, ketika Australia membatalkan kesepakatan besar dengan Perancis untuk mengumumkan kemitraan strategis dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Kementerian Kehakiman AS mengatakan, Toebbe sejak 2012 bekerja pada desain reaktor untuk kapal selam kelas Virginia, kapal selam serang generasi terbaru di armada AS.

Pada April 2020 dia mengirim paket ke negara asing dengan set dokumen awal dan instruksi untuk menjalin kontak melalui alamat pengirim di Pittsburgh, Pennsylvania.

Paket itu berisi "contoh Data Terlarang dan instruksi untuk menjalin hubungan rahasia guna membeli Data Terlarang tambahan," kata Kementerian Kehakiman atau Department of Justice (DoJ).

Baca juga: Makin Perkasa, Rusia Tambah 2 Kapal Selam Nuklir

"Toebbe mulai berkorespondensi melalui eemail terenkripsi dengan seseorang yang dia yakini sebagai perwakilan pemerintah asing. Orang itu benar-benar agen FBI yang menyamar," lanjut DoJ.

Selama beberapa bulan, Toebbe menerima pembayaran yang meningkat dalam mata uang kripto sebesar puluhan ribu dollar, dan menyembunyikan SD card yang berisi rahasia curian di dalam sandwich selai kacang, dalam paket permen karet, dan pembungkus Band-Aid.

Menurut dokumen pengadilan, negara tempat Toebbe percaya bahwa dia menjual rahasia itu bekerja sama dengan FBI, sampai-sampai memasang bendera di kedutaan besarnya di Washington untuk mendapatkan kepercayaan Toebbe.

Baca juga: Mengenal Pakta Pertahanan AUKUS: Pertaruhan Besar Australia yang Bikin ASEAN Kecewa

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com