WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pakar astronomi mengatakan bahwa mereka salah membaca langit malam bulan lalu. Ternyata roket yang diperkirakan menabrak Bulan pada awal Maret adalah milik China, bukan SpaceX.
Sebuah roket memang akan menghantam permukaan bulan pada 4 Maret, tetapi bertentangan dengan apa yang telah diumumkan sebelumnya.
Roket itu bukan dibangun oleh perusahaan Elon Musk, melainkan oleh Beijing, kata para ahli sekarang.
Baca juga: Roket Elon Musk SpaceX Akan Tabrak Bulan Setelah 7 Tahun Jadi Sampah Luar Angkasa
Roket tersebut sekarang dikatakan sebagai 2014-065B, pendorong untuk Chang'e 5-T1, diluncurkan pada 2014 sebagai bagian dari program eksplorasi bulan badan antariksa China.
Pengumuman ini dibuat oleh astronom Bill Gray, yang kali pertama mengidentifikasi dampak ke depan, dan mengakui kesalahannya akhir pekan lalu.
"(Kesalahan murni) ini hanya menekankan masalah dengan kurangnya pelacakan yang tepat dari obyek luar angkasa ini," kicau astronom Jonathan McDowell, yang mengadvokasi regulasi lebih besar tentang limbah ruang angkasa.
"Obyek itu memiliki kecerahan yang kami harapkan, dan telah muncul pada waktu yang diharapkan dan bergerak dalam orbit yang wajar," tulisnya dalam unggahan yang dikutip AFP.
Namun, "di belakang, saya seharusnya memperhatikan beberapa hal aneh" tentang orbitnya, tambahnya.
NASA pada akhir Januari mengatakan, mereka akan mencoba mengamati kawah yang akan terbentuk oleh ledakan obyek ini, dengan wahana yang mengorbit di sekitar Bulan yaitu Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).
Badan tersebut menyebutnya sebagai kesempatan penelitian yang menarik.
Baca juga: Kronologi Roket China Long March 5B Jatuh di Samudra Hindia, Dunia Sempat Tegang