Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Afghanistan Protes ke AS Terkait Pembebasan Dana untuk Korban 9/11

Kompas.com - 13/02/2022, 18:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Warga Afghanistan melakukan protes pada Sabtu (12/2/2022) untuk menentang perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden sehari sebelumnya.

Biden akan membebaskan 3,5 miliar dollar AS dana Afghanistan yang dibekukan untuk digunakan sebagai kompensasi bagi korban 9/11.

Dilansir AP, para pengunjuk rasa mengangkat spanduk yang menuduh AS mencuri uang rakyat Afghanistan.

Baca juga: Kisah Menegangkan Gagalnya Flight 93 Tabrak Gedung Putih Saat 9/11, berkat Perlawanan Penumpang

Demonstrasi berlangsung di ibu kota negara, Kabul, di luar sebuah masjid.

Perintah eksekutif Biden dimaksudkan untuk menyediakan aset senilai 7 miliar dollar AS dari bank sentral Afghanistan yang ditahan di AS, dengan 3,5 miliar dollar AS dari jumlah itu berpotensi digunakan untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Sementara 3,5 miliar dollar AS lainnya untuk kompensasi bagi keluarga korban 9/11.

Pengadilan federal AS masih perlu menyetujui transfer setengah dana ke dana perwalian untuk memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan serta klaim korban kepada separuh lainnya.

Ini terjadi karena sejumlah korban terorisme AS, termasuk keluarga korban serangan teror 9/11, saat ini sedang mengejar akses ke dana bank sentral Afghanistan di pengadilan federal.

Baca juga: Pemimpin Al-Qaeda yang Dirumorkan Tewas Muncul dalam Video, Bertepatan Peringatan Serangan 9/11

Aset telah dibekukan sejak Taliban menguasai Afghanistan tahun lalu.

Selama beberapa bulan, pemerintahan Biden telah menjajaki cara-cara yang dapat membuka sebagian dana untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan tanpa secara langsung menguntungkan Taliban.

Gedung Putih mengatakan bahwa perintah itu “dirancang untuk memberikan jalan bagi dana untuk menjangkau rakyat Afghanistan sambil menjauhkan mereka dari tangan Taliban dan aktor jahat,” kata Gedung Putih.

Torek Farhadi, yang menjabat sebagai penasihat keuangan untuk pemerintah Afghanistan yang didukung AS sebelum Taliban mengambil alih, mempertanyakan otoritas AS untuk memindahkan aset.

Baca juga: NASA Merilis Foto Serangan 9/11 dari Ruang Angkasa

"Cadangan ini milik rakyat Afghanistan, bukan Taliban. Keputusan Biden sepihak dan tidak sesuai dengan hukum internasional," kata Farhadi.

"Tidak ada negara lain di dunia yang membuat keputusan penyitaan seperti itu tentang cadangan negara lain," tambahnya.

Taliban juga menentang langkah itu. Juru bicara politik Mohammad Naeem mengatakan itu menunjukkan "tingkat kemanusiaan terendah dari sebuah negara dan bangsa."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rosneft Rusia di Ryazan

Global
Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Global
Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com