KABUL, KOMPAS.com - Warga Afghanistan melakukan protes pada Sabtu (12/2/2022) untuk menentang perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden sehari sebelumnya.
Biden akan membebaskan 3,5 miliar dollar AS dana Afghanistan yang dibekukan untuk digunakan sebagai kompensasi bagi korban 9/11.
Dilansir AP, para pengunjuk rasa mengangkat spanduk yang menuduh AS mencuri uang rakyat Afghanistan.
Baca juga: Kisah Menegangkan Gagalnya Flight 93 Tabrak Gedung Putih Saat 9/11, berkat Perlawanan Penumpang
Demonstrasi berlangsung di ibu kota negara, Kabul, di luar sebuah masjid.
Perintah eksekutif Biden dimaksudkan untuk menyediakan aset senilai 7 miliar dollar AS dari bank sentral Afghanistan yang ditahan di AS, dengan 3,5 miliar dollar AS dari jumlah itu berpotensi digunakan untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan.
Sementara 3,5 miliar dollar AS lainnya untuk kompensasi bagi keluarga korban 9/11.
Pengadilan federal AS masih perlu menyetujui transfer setengah dana ke dana perwalian untuk memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan serta klaim korban kepada separuh lainnya.
Ini terjadi karena sejumlah korban terorisme AS, termasuk keluarga korban serangan teror 9/11, saat ini sedang mengejar akses ke dana bank sentral Afghanistan di pengadilan federal.
Baca juga: Pemimpin Al-Qaeda yang Dirumorkan Tewas Muncul dalam Video, Bertepatan Peringatan Serangan 9/11
Aset telah dibekukan sejak Taliban menguasai Afghanistan tahun lalu.
Selama beberapa bulan, pemerintahan Biden telah menjajaki cara-cara yang dapat membuka sebagian dana untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan tanpa secara langsung menguntungkan Taliban.
Gedung Putih mengatakan bahwa perintah itu “dirancang untuk memberikan jalan bagi dana untuk menjangkau rakyat Afghanistan sambil menjauhkan mereka dari tangan Taliban dan aktor jahat,” kata Gedung Putih.
Torek Farhadi, yang menjabat sebagai penasihat keuangan untuk pemerintah Afghanistan yang didukung AS sebelum Taliban mengambil alih, mempertanyakan otoritas AS untuk memindahkan aset.
Baca juga: NASA Merilis Foto Serangan 9/11 dari Ruang Angkasa
"Cadangan ini milik rakyat Afghanistan, bukan Taliban. Keputusan Biden sepihak dan tidak sesuai dengan hukum internasional," kata Farhadi.
"Tidak ada negara lain di dunia yang membuat keputusan penyitaan seperti itu tentang cadangan negara lain," tambahnya.
Taliban juga menentang langkah itu. Juru bicara politik Mohammad Naeem mengatakan itu menunjukkan "tingkat kemanusiaan terendah dari sebuah negara dan bangsa."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.