Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Tornado Kali Ini Bisa Jadi yang Terbesar Dalam Sejarah

Kompas.com - 12/12/2021, 09:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pesiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut bencana tornado di AS kali ini mungkin menjadi yang terbesar dalam sejarah AS.

Bencana tornado yang menerjang beberapa negara bagian AS pada Sabtu (11/12/2021) ini dikhawatirkan bisa menewaskan lebih dari 100 orang.

"Salah satu wabah tornado terbesar dalam sejarah kita," kata Joe Biden sebagaimana dilansir Kantor Berita AFP, Minggu (12/12/2021).

Baca juga: Tornado Terparah Terjang Kentucky AS, 50 Orang Tewas

Biden menyebut bencana tornado kali ini adalah sebuah tragedi.

Dia khawatir korban terus bertambah.

"Ini adalah tragedi. Dan kami masih belum tahu berapa banyak nyawa yang hilang dan tingkat kerusakan total," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi, Sabtu.

Dia menjanjikan bantuan federal untuk lima negara bagian yang rusak terdampak badai tornado.

Ketika ditanya apakah perubahan iklim berdampak pada terjadinya tornado, Biden belum bisa memastikannya.

Yang jelas, dia akan meminta Badan Perlindungan Lingkungan AS untuk menyelidiki pertanyaan itu.

"(Perubahan iklim) jelas itu memiliki beberapa dampak di sini, tetapi saya tidak bisa memberi gambaran kuantitatif tentang itu,” kata dia.

Biden berjanji untuk mengunjungi wilayah yang rusak terdampak tornado.

Baca juga: Tornado di AS Diperkirakan Tewaskan Lebih dari 100 Orang

Tetapi dia ingin memastikan lebih dulu kehadirannya tidak akan menghalangi proses penyelamatan dan pemulihan.

"Tapi saya... Akan berencana untuk pergi," katanya.

Tornado menerjang Kentucky, Amerika Serikat (AS). Sebanyak 50 orang dikhawatirkan tewas di negara bagian AS itu.
Gubernur Kentucky Andy Beshear melihat serangan tornado Amerika kali ini adalah yang paling merusak dalam sejarah kejadian tornado di negara bagian itu.

Dia mengatakan sekitar 40 pekerja telah diselamatkan di pabrik lilin di kota Mayfield, yang memiliki sekitar 110 orang pekerja di dalamnya ketika itu menjadi tumpukan puing.

“Ini akan menjadi "keajaiban" untuk bisa menemukan orang lain hidup di bawah puing-puing” kata Beshear dilansir dari Reuters, Minggu (12/12/2021).

Dia memperkirakan kemungkinan besar lebih dari 100 orang hilang di Kentucky akibat bencana tornado Kentucky.

"Kehancuran itu tidak seperti apa pun yang saya lihat dalam hidup saya dan saya kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata," kata Beshear dalam konferensi pers, Sabtu.

Baca juga: Dua Tornado Hantam Kota di China dengan Kecepatan Lebih dari 100 Km/Jam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com