WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kamala Harris, perempuan pertama sekaligus orang kulit berwarna pertama yang menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), setelah mencetak sejarah pada 3 November 2020 jarang disorot.
Padahal, Kamala Harris (57) sempat mencuri perhatian ketika dipilih Joe Biden (78) sebagai wakilnya, karena menginginkan keberagaman dalam jajaran pemerintahannya.
Biden sebelumnya juga pernah bekerja sama dengan orang kulit berwarna, ketika menjadi wakil presiden Barack Obama selama dua periode.
Lantas apa saja yang dilakukan Kamala Harris, eks jaksa agung California pertama dari kalangan kulit hitam dan mantan senator California pertama dari keturunan Asia Selatan, selama sorotan tidak tertuju padanya?
Baca juga: Nama Fauci, Kamala Harris, dan BTS Sering Salah Ucap, Ternyata Begini yang Benar...
"Tidak ada yang namanya wakil presiden berhasil," kata Elaine Kamarck, peneliti senior di Brookings Institution. "Wakil presiden naik atau turun berdasarkan catatan presiden yang mereka layani."
Namun, Kamarck yang menulis buku tentang peran wakil presiden, menunjukkan bahwa pekerjaan itu telah berkembang dari sekadar seremonial.
"Itu dulu lelucon, bahwa wakil presiden pergi ke pemakaman di seluruh dunia atas nama presiden," jelas Kamarck dikutip dari AFP, Minggu (31/10/2021).
Akan tetapi, Al Gore mengubah stigma itu dengan mengembang tugas substantif yang biasanya menjadi prioritas Presiden Bill Clinton, katanya.
Setelah itu muncul Dick Cheney, yang pengaruhnya pada George W Bush begitu jelas, sampai dibuatkan film berjudul Vice (2018).
Joe Biden sendiri menunjukkan rasa hormatnya kepada Kamala Harris di depan umum.
Dia rutin makan siang dengan Kamala Harris seminggu sekali, dan stafnya selalu menyebutkan "Pemerintahan Biden-Harris" dalam rilis mereka, meski akhirnya menjadi "Pemerintahan Biden" di berita-berita media.
Biden juga mempercayakan Kamala Harris - yang memegang suara mayoritas Partai Demokrat di Senat - dengan masalah yang sangat sensitif secara politik, yaitu mengatasi akar imigrasi ilegal dalam menghadapi lonjakan kedatangan di perbatasan selatan AS.
Baca juga: Joe Biden Tunjuk Kamala Harris untuk Bendung Arus Migrasi ke AS
Pada Juni, sebagai bagian dari misi ini, Kamala Harris mengunjungi Guatemala dan Meksiko, tetapi dinas luar negeri pertama itu membuatnya dapat rentetan kritik.
Sayap progresif partainya mengecamnya karena terlalu keras setelah dia berkata ke para calon imigran tidak berdokumen, "Jangan datang." Namun, Partai Republik mengatakan itu tidak cukup keras.