TOKYO, KOMPAS.com - Putri Mako yang keluar dari keluarga Kekaisaran Jepang untuk menikah dengan rakyat biasa, disebut sebagai versi Asia dari Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Sebelumnya, pasangan dari keluarga Kerajaan Inggris itu meninggalkan kehidupan kerajaan di tengah kontroversi untuk memulai lagi di Amerika Serikat (AS).
Kini keputusan Putri Mako, keponakan Kaisar Naruhito, ternyata juga tidak terlepas dari sejumlah drama.
Baca juga: Kisah Putri Mako, Keluarga Kaisar Jepang yang Mencintai Rakyat Biasa
Putri Mako Jepang akan menikah dengan orang biasa dalam ritual yang tenang pada Selasa (26/10/2021), setelah pertunangan tiga tahun yang terganggu oleh skandal dan spekulasi media.
Masalah tersebut juga menyebabkan keponakan kaisar, yang berusia 29 tahun, mengalami dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Dia akan menjadi warga negara biasa setelah menikahi Kei Komuro, seorang lulusan hukum Jepang berusia 30 tahun yang tinggal di New York.
Pilihan ini sejalan dengan undang-undang, yang mewajibkan anggota wanita dari keluarga kekaisaran Jepang meninggalkan status kerajaan.
Pernikahan mereka minggu depan sebagian besar akan terdiri dari pengajuan dokumen, kemudian mengadakan konferensi pers.
Meskipun menikah di luar keluarga kerajaan bukanlah hal yang aneh di Jepang, kurangnya kemegahan untuk pernikahan kerajaan adalah hal yang tidak biasa.
Mako bahkan menolak pembayaran 1,3 juta dollar AS (Rp 18 miliar) yang biasa diberikan kepada wanita yang meninggalkan keluarga kekaisaran Jepang.
Baca juga: Putri Kerajaan Jepang Tinggalkan Gelar Bangsawan demi Kekasih
Pertunangannya pertama kali disambut oleh orang-orang Jepang. Namun masalah segera muncul ketika tabloid melaporkan skandal uang yang melibatkan ibu Komuro, mendorong pandangan publik untuk menentang tunangan Putri Mako.
Dengan tidak adanya penjelasan yang jelas dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang (IHA), yang menjalankan kehidupan keluarga, cerita itu menyebar ke media mainstream Jepang, yang biasanya teliti dalam pelaporan kerajaan.
"Para bangsawan Inggris cukup jelas ketika mereka perlu menjelaskan sesuatu, tetapi di sini (Kekaisaran Jepang) ini tidak pernah diklarifikasi," kata Hideya Kawanishi, seorang profesor di Universitas Nagoya melansir Reuters pada Kamis (21/10/2021).
Kisah ini dimulai dengan cukup tenang pada 2017 ketika dua kekasih semasa kampus ini mengumumkan pertunangan mereka.
"Saya akan senang jika saya bisa membuat keluarga yang hangat dan nyaman penuh dengan senyuman," kata Mako pada konferensi pers, dengan tatapan penuh kasih yang mereka tunjukkan menawan bangsa.