Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Waspada "Wisata Balas Dendam" untuk Hindari Gelombang Ketiga Covid-19

Kompas.com - 25/09/2021, 11:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hanya beberapa minggu setelah puncak penularan kasus Covid-19 di Indonesia, Rahmadian Satari dan istrinya Myrna Kirana yang tinggal di Jakarta memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali.

"Ketika jumlah kasus menurun, saya mendengar kantor saya akan segera merencanakan agar staf kembali bekerja di kantor," kata Poki nama panggilan Rahmadian Satari kepada ABC.

"Jadi kami pikir ini waktu yang paling baik untuk pergi liburan, juga ketika Bali masih relatif sepi."

Baca juga: Sikap Indonesia dalam Pakta Kerja Sama AS-Inggris-Australia (AUKUS)

Situasi terkait dengan Covid-19 di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali memang membaik dengan turunnya angka kasus.

Jumlah kasus aktif yang pernah mencapai angka tertinggi sebanyak lebih dari 570.000 di bulan Juli, dalam minggu ini tercatat hanya sekitar 50.000 kasus.

Menurut data Satgas Covid-19, jumlah kasus baru hari Senin (20/9/2021) adalah 1.932 kasus, menjadikannya angka kasus terendah di tahun 2021.

Pemerintah juga sudah melonggarkan pembatasan, dan turis lokal sudah diizinkan untuk mengunjungi daerah wisata seperti Bali dan Lombok.

Namun dengan tingkat vaksinasi dua dosis yang masih rendah, ada kekhawatiran akan terjadi "wisata balas dendam" yang bisa menyebabkan gelombang ketiga penularan Covid-19.

Sebelum memutuskan pergi ke Bali, Rahmadian Satari dan istrinya Myrna Kirana hanya bekerja dari rumah, dan tidak pernah keluar.

Mereka khawatir terular karena melihat sistem layanan kesehatan di Indonesia yang kewalahan menangani kasus Covid-19.

"Kami khawatir namun dalam waktu bersamaan bosan juga di rumah karena selama 18 bulan kami tidak bisa liburan," kata Poki yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional di Jakarta.

Meski angka kasus di Indonesia mulai menurun, mereka masih melakukan banyak persiapan serius ketika hendak berlibur, apalagi Myrna tidak bisa divaksinasi karena memiliki kondisi autoimmune disease.

Rahmadian mengatakan, di pesawat mereka menggunakan masker yang biasa dipakai oleh dokter, selalu makan di ruang terbuka dan tinggal di vila yang paling sepi yang bisa mereka temukan.

"Sebelum sampai, kami memang agak sedikit khawatir namun sampai di sini kami merasa aman, itulah mengapa kami perpanjang sampai sebulan," kata Rahmadian Satari lagi.

Baca juga: Pengembangan EBT di Indonesia Masih Terhambat Berbagai Tantangan

Menjadi pusat penyebaran tertinggi di Asia

Di saat kasus mulai meningkat lagi karena adanya varian Delta di berbagai negara, pemerintah meminta warga untuk tidak pulang kampung merayakan Idul Fitri di bulan Mei.

Kasus kemudian meningkat dengan cepat di bulan Juli dan Agustus dengan angka kematian melebihi angka 100.000 orang di awal Agustus.

Menurut angka dari Satgas Covid-19, hanya dalam waktu sembilan pekan dari akhir Mei, jumlah kematian naik dua kali lipat menjadi 100.000 orang, sementara diperlukan waktu 14 bulan untuk mencapai 50.000 kematian pertama.

Dengan rumah sakit terutama di Pulau Jawa yang kewalahan menampung pasien, kurangnya persediaan oksigen, banyak pasien kemudian dirawat di rumah sendiri oleh keluarga dengan fasilitas terbatas.

Menurut data dari Johns Hopkins dan Worldometer, puncak kasus tertinggi di Indonesia adalah pada tanggal 15 Juli di mana ada 56.757 kasus. Sementara angka kematian harian tertinggi terjadi seminggu kemudian pada tanggal 27 Juli, sebanyak 2.069 orang.

Presiden Jokowi kemudian menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai tanggal 3 Juli, yang pada awalnya hanya berlaku sampai tanggal 20 Juli, tetapi kemudian diperpanjang sampai bulan September saat ini.

Minggu lalu, pemerintah memutuskan untuk menurunkan tingkat PPKM dari level 4 ke level 3 di Pulau Jawa dan bali, karena kasus yang menurun dengan cepat.

Hari Selasa (22/9/2021) pihak berwenang menyatakan yang meninggal dunia karena Covid-19 adalah sebanyak 171 orang.

Menurut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan turis asing masuk ke Bali dan ke bagian Indonesia lainnya kemungkinan di bulan Oktober.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com