Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Bom Kabul Afghanistan, Trump dan Republikan Ramai-ramai Kecam Biden

Kompas.com - 27/08/2021, 15:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Buntut ledakan bom Kabul Afghanistan, mantan presiden Donald Trump dan para anggota parlemen dari Partai Republik pada Kamis (26/8/2021) ramai-ramai mengecam Presiden Joe Biden.

Bom Afghanistan terbaru ini menewaskan 13 tentara Amerika Serikat (AS) dan melukai 15 personel lainnya, serta 90 warga sipil Afghanistan.

Trump, yang sangat kritis terhadap penanganan Biden dalam krisis Afghanistan, menyebut ledakan bom Afghanistan secara bunuh diri itu sebagai tragedi dan seharusnya bisa dicegah.

Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal

"Tragedi ini seharusnya tidak pernah terjadi, yang membuat kesedihan kami semakin dalam dan lebih sulit untuk dipahami," kata Trump, yang pemerintahannya – dalam kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban – membuat Amerika Serikat menarik diri sepenuhnya dari Afganistan.

Beberapa anggota parlemen Republik mengatakan, Biden harus mengundurkan diri atau dimakzulkan.

"Joe Biden bertanggung jawab," kata Senator Josh Hawley dari Missouri, dikutip dari AFP.

"Sekarang jelas tanpa keraguan bahwa dia tidak memiliki kapasitas maupun keinginan untuk memimpin. Dia harus mengundurkan diri."

Anggota DPR Elise Stefanik yang juga Republikan menulis di Twitter, "Joe Biden berlumuran darah di tangannya."

"Tanggung jawabnya ada di Presiden Amerika Serikat," kata Stefanik.

"Keamanan nasional dan bencana kemanusiaan yang mengerikan ini semata-mata akibat dari kepemimpinan Joe Biden yang lemah dan tidak kompeten. Dia tidak layak menjadi Panglima."

Pemimpin minoritas Partai Republik di DPR mendesak Nancy Pelosi, Ketua DPR dari Demokrat, untuk memanggil majelis kembali dari reses guna mengatasi situasi yang memburuk di Afghanistan.

"Sudah waktunya bagi Kongres untuk bertindak cepat menyelamatkan nyawa," kata anggota DPR Kevin McCarthy.

"Musuh kita telah mengambil keuntungan dari sifat penarikan yang kacau."

Baca juga: Bandara Kabul Usai Bom Afghanistan: Mayat Penuhi Selokan, Orang Panik Berlarian

McCarthy mengatakan, Pelosi "harus membawa Kongres kembali ke sesi sebelum 31 Agustus sehingga kita dapat diberi pengarahan secara menyeluruh dan komprehensif oleh pemerintahan Biden."

McCarthy juga meminta Biden untuk bertindak tegas melindungi pasukan AS, warga negara AS, dan sekutu AS tanpa memperhatikan tenggat waktu yang sewenang-wenang.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com