Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit dalam Penjara, Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma Kini Jalani Operasi

Kompas.com - 16/08/2021, 14:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

PRETORIA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma yang dipenjara, dilaporkan menjalani operasi dan masih di rumah sakit.

Otoritas penjara dalam keterangannya tidak memberikan penjelasan lebih lanjut soal operasi apa yang dijalani Zuma, namun menyatakan masih ada lebih banyak operasi untuknya sedang direncanakan.

Baca juga: Perburuan Badak Liar di Afrika Selatan Melonjak Tajam

Zuma, yang menjalani hukuman 15 bulan di penjara Estcourt karena penghinaan terhadap pengadilan.

Dia dikirim ke rumah sakit di luar untuk observasi pada 6 Agustus, beberapa hari sebelum dimulainya persidangan korupsi yang sejauh ini dia hindari.

"Zuma menjalani prosedur operasi pada Sabtu, 14 Agustus 2021, dengan prosedur lain dijadwalkan dalam beberapa hari mendatang," kata juru bicara penjara Singabakho Nxumalo dalam sebuah pernyataan, Minggu (15/8/2021) melansir Al Jazeera.

Tidak ada kabar tentang tanggal pembebasan potensial untuk Zuma, yang pada bulan Juli meminta pengadilan tinggi negara itu membatalkan pemenjaraannya.

Dalam pembelaannya dia mengatakan pemenjaraannya tidak adil dan mungkin membunuhnya jika dia terkena Covid-19.

Pekan lalu, pengadilan tinggi menunda sidang korupsinya hingga 9 September setelah dirawat di rumah sakit.

Tidak jelas kondisi medis apa yang diderita Zuma, dan tim hukumnya diperintahkan hakim untuk membuat laporan medis paling lambat 20 Agustus.

Jaksa dapat menunjuk dokter pilihan mereka untuk menilai apakah Zuma layak untuk diadili.

Baca juga: Kasus Covid-19 Sudah Turun, Afrika Selatan Langsung Cabut Larangan Jual Miras

Mantan presiden itu dituduh bersama dengan perusahaan senjata Perancis Thales dan menghadapi 18 dakwaan, termasuk korupsi, pencucian uang, dan pemerasan penghindaran pajak terkait dengan kesepakatan senjata senilai 2,5 miliar dollar AS (Rp 3,9 triliun) pada akhir 1990-an.

Zuma dan Thales telah membantah melakukan kesalahan.

Tuduhan terhadap Zuma dibatalkan pada 2009 oleh mantan kepala Otoritas Penuntutan Nasional Mokotedi Mpshe, beberapa minggu sebelum dia terpilih sebagai presiden.

Namun, tuntutan itu dipulihkan pada 2018, hingga membuatnya menjadi salah satu pertempuran hukum terlama di Afrika Selatan.

Zuma saat ini menjalani hukuman 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan dan penahanannya menyebabkan kerusuhan dan penjarahan.

Lebih dari 200 orang tewas dalam kerusuhan yang menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai miliaran rand Afrika Selatan.

Baca juga: UPDATE Kerusuhan di Afrika Selatan Tewaskan 276 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com