Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Misinformasi Media Sosial tentang Covid-19 “Membunuh Orang”

Kompas.com - 17/07/2021, 08:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kesalahan informasi (hoax) di media sosial tentang Covid-19 dan vaksinasi "membunuh orang", dan Gedung Putih menyebut Facebook perlu bertindak.

“Mereka (hoax Covid-19) membunuh orang. Satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah di antara yang tidak divaksinasi. Dan mereka membunuh orang,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, saat dia pergi untuk akhir pekan di retret presiden di Camp David pada Jumat (16/7/2021).

Baca juga: Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac

Gedung Putih meningkatkan tekanan pada perusahaan media sosial raksasa, untuk menyingkirkan apa yang dikatakan para pejabat sebagai informasi yang salah tentang vaksinasi virus corona.

Menurut pejabat kesehatan AS, lonjakan kematian dan penyakit Covid-19 saat ini di seluruh “Negara Uncle Sam” hampir secara eksklusif menyerang orang-orang yang tetap tidak divaksinasi.

Banyak dari mereka yang menolak vaksinasi, meskipun ketersediaannya mudah di seluruh Amerika Serikat, mengatakan bahwa mereka tidak percaya vaksin itu.

Skeptisisme didorong baik oleh unggahan palsu yang disebarkan oleh aktivis anti-vaksin online. Politisi Republik juga mengeklaim vaksinasi adalah bagian dari upaya kontrol pemerintah.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Facebook dan yang lainnya tidak melakukan cukup upaya untuk melawan hoax Covid-19.

"Setiap orang memiliki peran untuk memastikan ada informasi yang akurat," katany melansir AFP.

Psaki mengatakan Gedung Putih mengambil pendekatan yang lebih aktif, dalam apa yang dilihatnya sebagai hoax Covid-19.

Tetapi, pemerintah AS juga bersikeras bahwa Facebook khususnya harus bereaksi lebih cepat dalam menghapus unggahan yang bermasalah.

"Ada sekitar 12 orang yang memproduksi 65 persen misinformasi anti-vaksin di platform media sosial. Semuanya tetap aktif di Facebook, meski beberapa bahkan dilarang di platform lain," klaim Psaki, tanpa mengidentifikasi selusin inisiator itu.

Gedung Putih telah "mengusulkan agar mereka (Facebook) menciptakan strategi penegakan yang kuat yang melindungi platform mereka dan memberikan transparansi tentang aturan," katanya.

Peningkatan volume terhadap berita palsu segera menimbulkan tuduhan dari media sayap kanan bahwa Biden memasang pengawasan atas pendapat warga.

Baca juga: Otoritas Kesehatan AS: Covid-19 Menjadi Pandemi Bagi yang Tidak Divaksinasi

Klaim Facebook

Facebook yang telah mengontrak pasukan pemeriksa fakta independen eksternal untuk mencoba membersihkan kontennya, termasuk dari AFP, menolak klaim Gedung Putih.

"Kami tidak akan terganggu oleh tuduhan yang tidak didukung oleh fakta," kata juru bicara Facebook kepada AFP.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com