WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kesalahan informasi (hoax) di media sosial tentang Covid-19 dan vaksinasi "membunuh orang", dan Gedung Putih menyebut Facebook perlu bertindak.
“Mereka (hoax Covid-19) membunuh orang. Satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah di antara yang tidak divaksinasi. Dan mereka membunuh orang,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, saat dia pergi untuk akhir pekan di retret presiden di Camp David pada Jumat (16/7/2021).
Baca juga: Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac
Gedung Putih meningkatkan tekanan pada perusahaan media sosial raksasa, untuk menyingkirkan apa yang dikatakan para pejabat sebagai informasi yang salah tentang vaksinasi virus corona.
Menurut pejabat kesehatan AS, lonjakan kematian dan penyakit Covid-19 saat ini di seluruh “Negara Uncle Sam” hampir secara eksklusif menyerang orang-orang yang tetap tidak divaksinasi.
Banyak dari mereka yang menolak vaksinasi, meskipun ketersediaannya mudah di seluruh Amerika Serikat, mengatakan bahwa mereka tidak percaya vaksin itu.
Skeptisisme didorong baik oleh unggahan palsu yang disebarkan oleh aktivis anti-vaksin online. Politisi Republik juga mengeklaim vaksinasi adalah bagian dari upaya kontrol pemerintah.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Facebook dan yang lainnya tidak melakukan cukup upaya untuk melawan hoax Covid-19.
"Setiap orang memiliki peran untuk memastikan ada informasi yang akurat," katany melansir AFP.
Psaki mengatakan Gedung Putih mengambil pendekatan yang lebih aktif, dalam apa yang dilihatnya sebagai hoax Covid-19.
Tetapi, pemerintah AS juga bersikeras bahwa Facebook khususnya harus bereaksi lebih cepat dalam menghapus unggahan yang bermasalah.
"Ada sekitar 12 orang yang memproduksi 65 persen misinformasi anti-vaksin di platform media sosial. Semuanya tetap aktif di Facebook, meski beberapa bahkan dilarang di platform lain," klaim Psaki, tanpa mengidentifikasi selusin inisiator itu.
Gedung Putih telah "mengusulkan agar mereka (Facebook) menciptakan strategi penegakan yang kuat yang melindungi platform mereka dan memberikan transparansi tentang aturan," katanya.
Peningkatan volume terhadap berita palsu segera menimbulkan tuduhan dari media sayap kanan bahwa Biden memasang pengawasan atas pendapat warga.
Baca juga: Otoritas Kesehatan AS: Covid-19 Menjadi Pandemi Bagi yang Tidak Divaksinasi
Facebook yang telah mengontrak pasukan pemeriksa fakta independen eksternal untuk mencoba membersihkan kontennya, termasuk dari AFP, menolak klaim Gedung Putih.
"Kami tidak akan terganggu oleh tuduhan yang tidak didukung oleh fakta," kata juru bicara Facebook kepada AFP.