Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil "Manusia Naga" Ditemukan, Wajahnya Mirip Orang Modern

Kompas.com - 26/06/2021, 16:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

HARBIN, KOMPAS.com - Fosil "manusia naga" berupa tengkorak yang terawetkan hampir sempurna selama lebih dari 140.000 tahun, ditemukan di timur laut China.

Bentuk wajah "manusia naga" itu disebut lebih mirip orang modern, dibandingkan spesies Neanderthal yang diyakini kerabat dekat kita sebelumnya, kata para ilmuwan pada Jumat (25/6/2021).

Tengkorak itu adalah laki-laki dengan ukuran otak besar berusia 50-an tahun, dengan mata cekung dan alis tebal.

Baca juga: Peneliti Ungkap Temuan Spesies Manusia Naga di China

Meskipun wajahnya lebar, ia memiliki tulang pipi yang rata dan rendah yang membuatnya lebih mirip orang modern, daripada fosil manusia lainnya yang telah punah.

Tim peneliti lalu menghubungkan spesimen itu dengan temuan fosil lainnya di China, dan menyebut spesies tersebut Homo longi atau "Manusia Naga", sesuai wilayah di mana ia ditemukan.

Tengkorak di Harbin itu pertama kali ditemukan pada 1933 di kota dengan nama yang sama, tetapi dilaporkan disembunyikan dalam sumur selama 85 tahun untuk melindunginya dari tentara Jepang.

Fosil tersebut kemudian digali dan diserahkan kepada Ji Qiang, profesor di Universitas GEO Hebei pada 2018.

"Dalam analisis kami, kelompok Harbin lebih terkait erat dengan H sapiens daripada Neanderthal, yaitu Harbin memiliki kemiripan nenek moyang yang lebih baru dengan kita daripada Neanderthal," ujar co-author Chris Stringer dari Natural History Museum, London, kepada AFP.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Temukan Fosil Saat Inggris Masih Tenggelam, Begini Bentuknya...

Temuan itu, katanya, akan menjadikan "Manusia Naga" sebagai "spesies saudara" kita dan nenek moyang manusia modern yang lebih dekat daripada Neanderthal.

Temuan ini dipublikasikan dalam tiga makalah di jurnal The Innovation.

Tengkorak itu berasal dari setidaknya 146.000 tahun, menempatkannya di zaman Pleistosen Tengah.

"Meskipun menunjukkan ciri khas manusia purba, tengkorak Harbin menyajikan kombinasi mosaik karakter primitif dan turunan yang membedakan dirinya dari semua spesies bernama Homo lain sebelumnya," terang Ji yang memimpin penelitian.

Penamaannya berasal dari Long Jiang, yang secara harfiah berarti "Sungai Naga".

Manusia Naga kemungkinan tinggal di lingkungan dataran berhutan dan berair sebagai bagian dari komunitas kecil.

Baca juga: Fosil Tertua Titanosaurus atau Dinosaurus Ninja Ditemukan di Argentina

"Populasi ini akan menjadi pemburu-pengumpul, hidup dari tanah," kata Stringer.

"Dari suhu musim dingin di Harbin hari ini, sepertinya mereka menghadapi dingin yang lebih keras daripada Neanderthal."

Mengingat lokasi di mana tengkorak itu ditemukan serta manusia berukuran besar yang diperlihatkannya, tim percaya H longi mungkin beradaptasi dengan baik dalam lingkungan keras dan bisa menyebar ke seluruh Asia.

Lebih dari 100.000 tahun yang lalu, beberapa spesies manusia hidup berdampingan di seluruh Eurasia dan Afrika.

Baca juga: Lebih dari 240 Fosil Jejak Kaki Dinosaurus Ditemukan di China, Begini Penampakannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com