JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sejumlah besar negara miskin yang menerima vaksin Covid-19 melalui program Covax masih kekurangan dosis.
Penasihat senior WHO Dr Bruce Aylward mengatakan program Covax telah mengirimkan 90 juta dosis ke 131 negara.
Namun, Aylward mengatakan itu tidak cukup untuk melindungi populasi dari virus Covid-19 yang masih menyebar di seluruh dunia.
Kekurangan terjadi ketika beberapa negara di Afrika melihat gelombang infeksi ketiga, seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Biden Umumkan Daftar Negara yang Dapat Vaksin Covid-19 AS, Termasuk Indonesia
Pada Senin (21/6/2021), Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyerukan untuk negara-negara kaya menghentikan penimbunan vaksin Covid-19 ketika negara lain seperti negaranya berjuang untuk mengekang peningkatan kasus yang tajam.
Secara total di benua Afrika, sejauh ini baru memberikan 40 juta dosis Covid-19 kurang dari 2 persen dari populasi, kata Ramaphosa.
Untuk mengatasi hal ini, dia mengatakan pemerintahnya bekerja sama dengan Covax membuat regional hub untuk memproduksi lebih banyak vaksin di Afrika Selatan.
Covax dibentuk pada 2020 untuk memastikan dosis Covid-19 tersedia di seluruh dunia, dengan negara-negara kaya mensubsidi biaya untuk negara-negara lebih miskin.
Dipimpin oleh WHO dan organisasi internasional lainnya, Covax awalnya menetapkan target untuk menyediakan 2 miliar dosis di seluruh dunia padan akhir 2021.
Baca juga: China Klaim Sudah Beri Satu Miliar Dosis Vaksin Covid-19 pada Warganya
Sebagian besar vaksin Covid-19 disumbangkan ke negara-negara miskin, di mana Covax berharap dapat mendistribusikan cukup vaksin untuk melindungi setidaknya 20 persen populasi.
Namun, distribusi vaksin ini terhambat oleh penundaan produksi dan gangguan pasokan, yang menyebabkan kekurangan di negara-negara yang sepenuhnya bergantung pada Covax.
Uganda, Zimbabwe, Bangladesh dan Trinidad dan Tobago hanyalah beberapa negara yang telah melaporkan kehabisan vaksin Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Pada pertemuan WHO di Jenewa, Swiss, pada Senin (21/6/2021), Dr Aylward mengakui tingkat kekurangan tersebut secara gamblang.
Dari 80 negara berpenghasilan rendah yang terlibat dalam Covax, "setidaknya setengah dari mereka tidak memiliki cukup vaksin untuk dapat mempertahankan program mereka saat ini", kata Dr Aylward.
“Jika kita melihat apa yang kita dengar dari negara-negara setiap hari, lebih dari setengah negara telah kehabisan stok dan menyerukan vaksin tambahan. Namun pada kenyataannya mungkin jauh lebih tinggi,” kata Dr Aylward.
Baca juga: Dilarang Masuk Venue, Penggemar Foo Fighters yang Belum Vaksin Protes