LONDON, KOMPAS.com - Seorang ibu menderita kesakitan luar biasa setelah salah meneteskan cairan lem super cepat kering untuk kuku palsu dari botol yang disangka berisi obat tetes mata.
Katie Beith (35 tahun), mengalami rasa sakit yang membakar setelah meneteskan cairan ke mata kanannya, sekitar pukul 4 sore pada Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Mabuk, Pengantin Pria Ini Salah Kalungkan Bunga ke Ibu Mertua
Dia membutuhkan perhatian medis segera, setelah tanpa sadar menggunakan perekat kuku palsu ke matanya saat berada di rumahnya di Chatteris, Cambridgeshire.
Jumlah serbuk sari yang tinggi telah memperburuk kondisi Ketie yang memiliki alergi udara.
Tetapi ketika dia mencari solusi, dia mengambil botol yang salah.
“Mata saya benar-benar gatal karena alergi. Jadi saya pikir saya akan pergi dan menaruh beberapa tetes dengan cepat,” kata Katie melansir The Sun pada Jumat (19/6/2021).
“(Tapi) saya tidak menemukannya di tas saya.
Baca juga: Bangun Tidur Siang, Wanita Ini Baru Sadar Salah Naik Pesawat Hampir 4.000 Km Jauhnya
“Saya melihat ke samping dan ada botol yang sama (dengan obat tetes mata), jadi saya mengambilnya dengan cepat, pergi ke cermin untuk meneteskannya, dan saya menggunakannya dalam jumlah terkecil.”
Katie mengaku sudah merasakan perih sedikit terbakar pada matanya, yang awalnya dia kira menjadi tanda bahwa obat itu bekerja.
Tanpa pikir panjang, dia kemudian memasukan setetes lagi dalam takaran yang lebih banyak. Baru lah dia sadar cairan itu sungguh membakar matanya.
“Saya langsung melihat botolnya, berlari ke dapur dan mulai membilasnya. Itu benar-benar menyakitkan.”
Dua tetes lem rekat kuku “Elegant Touch,” dengan cepat menutup matanya sepenuhnya.
Katie bergegas ke rumah tetangganya untuk meminta bantuan, membawa putrinya yang berusia lima tahun, Pippa.
Ibu satu anak dan ibu tiri dua anak itu dimasukkan ke dalam mobil tetangganya dan dibawa sejauh 15 mil ke sebuah klinik luka ringan di Ely.
Yang mengherankan, seorang pasien yang baru saja menjalani perawatan medis juga mengalami kasus serupa yang menutup matanya.