Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Turis Pulau Sardinia Hadapi Denda Jutaan Rupiah karena Curi Pasir Pantai

Kompas.com - 06/06/2021, 13:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

CAGLIARI, KOMPAS.com - Puluhan orang menghadapi denda sampai 3.000 euro (Rp 52 juta) karena mengambil pasir pantai dan kerang dari pulau Sardinia, Italia.

Pihak berwenang pada Sabtu (5/6/2021) mengatakan bahwa 41 orang telah dilaporkan karena mencuri sekitar 100 kg barang dari pantai dalam insiden terpisah.

Pasir putih di Pulau Sardinia terkenal sangat berharga dan dilarang untuk mengambilnya.

Baca juga: Kirim Selebaran Anti Kim Jong Un dengan Balon, Pembelot Korut Terancam Denda Ratusan Juta

Perdagangan pasir, kerikil, dan kerang dari Pulau Sardinian adalah ilegal sejak 2017.

Denda diterapkan mungkin terlihat memberatkan, tetapi selama bertahun-tahun penduduk Pulau Sardinian telah protes tentang pencurian aset alam mereka, seperti  yang dilansir dari BBC pada Minggu (6/6/2021). 

Turis, terutama dari Eropa, seperti orang Italia, seringkali mengambil pasir untuk dikemas di dalam botol sebagai sovenir, lalu menjualnya secara online.

Militer dan polisi bea cukai di Sardinia turun tangana untuk melakukan melakukan penyelidikan di bandara dan pelabuhan, dan mencari situs-situs yang melayani penjualan ilegal tersebut.

Baca juga: Lagi, Warga Singapura Patungan Rp 1,5 Miliar untuk Bayar Denda Pengkritik PM Lee

Turis yang terlihat mengeluarkan pasir botolan di bagasi mereka, saat pemeriksaan pabean menggunakan sinar-X telah ditangkap oleh pihak berwajib.

Polisi mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka telah menemukan puluhan iklan online untuk penjualan barang-barang yang dikumpulkan dari pantai pulau Mediterania secara ilegal, beberapa di antaranya menjualnya dengan harga tinggi.

Rincian mereka yang dituduh melakukan kesalahan telah dilaporkan ke Korps Kehutanan, polisi negara bagian nasional Sardinia, dan menghadapi denda di bawah hukum regional pulau.

Polisi mengatakan denda yang terkumpul sekitar 13.000 euro (Rp 226,3 juta) pada 2021. Benda-benda yang disita tersebut kemudian dikembalikan ke daerah dari mana mereka mengambilnya.

Baca juga: Dituding Dominasi Pasar, China Denda Perusahaan Jack Ma Puluhan Triliun

Pada halaman Facebook yang dibuat untuk menyoroti masalah dengan judul "Sardinia dirampok dan dijarah", sering digambarkan ancaman pencurian itu sebagai keadaan darurat lingkungan.

Pierluigi Cocco, seorang ilmuwan lingkungan dan penduduk Cagliari, ibu kota Sardinian mengatakan kepada BBC bahwa pantai di pulaunya "alasan utama kenapa wisatawan tertarik ke pulau Sardinia".

Bagi sebagian orang, menganggap bahwa membawa pulang pasir pantai yang dikunjungi menjadi pengingat akan "kenangan berharga".

Namun Cocco mengatakan pengambilan pasir pantai dapat berkontribusi menimbulkan ancaman lingkungan, di mana ada perubahan iklim juga yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

Baca juga: Warga Singapura Patungan Rp 1,4 Miliar untuk Bayari Denda Pengkritik PM Lee Hsien Loong

Korps Kehutanan pulau itu juga mengatakan bahwa mengambil pasir dari waktu ke waktu dapat menghancurkan pantai Sardinia, yang tercipta selama jutaan tahun.

Pada 2019, pasangan asal Perancis yang mengunjungi Sardinia tertangkap basah membawa 40 kg pasir di bagasi SUV mereka.

Polisi menemukan pasir dalam 14 botol plastik, diambil dari sebuah pantai di Chia, Sardinia selatan.

Pasangan itu mengatakan kepada polisi bahwa mereka ingin membawa pasir pantai itu pulang sebagai "cinderamata" dan tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan pelanggaran.

Baca juga: Saat Klakson Telolet Berujung Denda Rp 7 Juta dan Kurungan Penjara...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com