Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Penyelundup Hantam Karang dan Pecah, 4 Tewas dan Hampir 2 Lusin Orang Luka-luka

Kompas.com - 03/05/2021, 13:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber ABC News

SAN DIEGO, KOMPAS.com - Sedikitnya empat orang tewas setelah "kapal penyelundup" yang penuh sesak menghantam karang dan terbalik di lepas pantai San Diego pada Minggu (2/5/2021).

Menurut Rick Romero dari San Diego Lifeguard Services, insiden itu terjadi pada Minggu (2/5/2021), sekitar pukul 9.56 pagi waktu setempat.

Baca juga: Kapal Selam Selundupkan 2.500 Kokain Bernilai Rp 1,039 Triliun

Petugas mengetahui kejadian itu setelah ada panggilan masuk dari kapal komersial yang melaporkan ada kapal lain yang bermasalah di dekat Point Loma yang mengarah ke Teluk San Diego.

Laporan awal mengatakan hanya ada satu orang dalam kecelakaan kapal itu. Namun, tim penyelamat menyebut ada sebanyak 30 orang yang terlibat.

James Gartland, kepala penjaga pantai untuk kota San Diego, mengatakan kapal itu menabrak karang dan pecah.

"Ada orang-orang di air yang tenggelam, terseret arus, beberapa orang-orang di pantai," kata Romero kepada wartawan pada konferensi pers melansir ABC News pada Senin (3/4/2021).

Menurutnya, tujuh orang berada di dalam air, dan dua orang tenggelam. Sisa penumpang dibawa ke rumah sakit daerah dengan kondisi mulai dari "hipotermia dan cedera akibat pecahnya kapal.

Setidaknya tiga orang membutuhkan CPR, menurut Gartland.

Kondisi cuaca, menyebabkan kapal pecah berkeping-keping, juga menghambat upaya penyelamatan, menurut sumber yang mengetahui penyelidikan.

Ada gelombang setinggi tujuh kaki, awan rendah dan sedikit hujan.

Penyelam tidak bisa masuk ke air karena cuaca sangat buruk, sumber itu mengatakan kepada ABC News.


Baca juga: 6 Penciptaan Kapal Selam Kuno di Dunia, Cikal Bakal Era Modern

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS sedang menyelidiki kecelakaan itu sejak terjadi di perairan federal.

Jeff Stephenson, seorang agen Patroli Perbatasan, mengatakan kepada wartawan bahwa kapal itu adalah kapal penyelundup, dan kemungkinan operatornya ditahan.

"Penyelundup tidak peduli dengan orang-orang, mereka hanya peduli dengan kantong mereka," kata Stephenson kepada wartawan.

Rumah Sakit Sharp Memorial dan Rumah Sakit Sharp Grossmont melaporkan menerima delapan pasien dari insiden itu. Cedera penumpang kebanyakan akibat terbentur batu di laut.

“Tiga dari pasien dari Rumah Sakit Sharp Grossmont diharapkan dapat dipulangkan, sementara pasien lainnya dalam kondisi stabil,” kata seorang juru bicara rumah sakit dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara UC San Diego Medical Center, Hillcrest mengatakan pihaknya juga menerima delapan pasien. Tiga di antaranya adalah pasien trauma sementara yang lainnya dikirim ke unit gawat darurat.

Pada Minggu malam, Penjaga Pantai AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 29 dilaporkan berada dalam kapal naas itu. Sebanyak 24 dari mereka masih hidup, empat yang sudah mati "dan satu orang yang terakhir dilaporkan dalam kondisi kritis."

Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Kartel Sinaloa, dari Penyelundup Jadi Organisasi Kriminal yang Kejam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com