Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Reputasi Aung San Suu Kyi dari Ikon Perdamaian, Jatuh Akibat Krisis Etnis Rohingya

Kompas.com - 03/02/2021, 13:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Aung San Suu Kyi, perempuan berdaya kelahiran Yangon, Myanmar 19 Juni 1945 pernah dikenal sebagai mercusuar hak asasi manusia, yang melawan kekejaman militer yang berkuasa di tanah airnya dalam beberapa dekade.

Pada 1991, Aung San Suu Kyi menerima Hadiah Nobel Perdamaian, ketika masih menjadi tahanan rumah dan dipuji sebagai "contoh luar biasa dari kekuatan orang yang tidak berdaya".

Suu Kyi memiliki perjalanan yang cukup panjang dalam tampuk pemerintahan de facto Myanmar.

Perjuangan politik Suu Kyi di negara pagoda emas mungkin tidak terlepas dari peran ayahnya yang merupakan pahlawan kemerdekaan Myanmar, jenderal Aung San.

Sang jenderal tewas dibunuh saat Suu Kyi berusia 2 tahun dan tepat sebelum Myanmar memperoleh kemerdekaan dari penjajah Inggris pada 1948.

Baca juga: Lokasi Penahanan Aung San Suu Kyi Terungkap, Begini Kondisinya...

Lika-liku politik

Melansir BBC, wanita kelahiran 1945 itu menghabiskan hampir 15 tahun dalam penahanan antara 1989 hingga 2010.

Ia berjuang untuk membawa demokrasi ke Myanmar yang dikuasai militer, menjadikan dirinya sebagai simbol internasional yang melawan penindasan secara damai.

Pada 2015, dia memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan dalam pemilihan umum (pemilu) pertama yang diperebutkan secara terbuka selama 25 tahun.

Namun, konstitusi Myanmar melarangnya menjadi presiden karena memiliki anak yang berwarganegara asing, Alexander dan Kim, dari suaminya, Michael Aris asal Inggris.

Sehingga, hanya memberikan ia gelar resmi sebagai penasihat negara, pembantu dekat presiden yang dijabat oleh Win Myint hingga kudeta Myanmar pada 2021 pada Senin (1/2/2021).

Pada 2020, partai Suu Kyi, NLD, sekali lagi memenangkan mayoritas suara dalam pemilu kedua Myanmar, yang mendapatkan lebih banyak suara dari pada 2015.

Militer yang masih berkuasa membantah hasil tersebut, mengklaim adanya penipuan pemilu dan melakukan penangkapan terhadap Suu Kyi serta anggota parlemen yang akan duduk kembali ke kursi mereka untuk pertama kalinya pada Senin (1/2/2021).

Keadaan darurat diumumkan yang membuat penyerahan kekuasaan kepada militer selama setahun penuh.

Baca juga: NLD Serukan Pembebasan Segera Aung San Suu Kyi yang Tak Terlihat Sejak Kudeta Myanmar

Krisis Rohingya

Sejak menjadi penasihat negara Myanmar, sepakterjangnya menarik perhatian terkait perlakuannya terhadap minoritas Rohingya yang sebagian besar Muslim di negara itu.

Pada 2017, ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, karena tindakan keras militer yang dipicu oleh serangan mematikan di kantor polisi di negara bagian Rakhine, seperti yang dilansir dari BBC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com