LONDON, KOMPAS.com - Inggris dan Uni Eropa masih berbeda pandangan soal perjanjian dagang di Brexit pada Minggu (13/12/2020), yang membuat negosiasi tetap menemui jalan buntu.
Setelah seminggu menggelar pembicaraan, London dan Brussels kemungkinan tidak akan bersepakat atau no deal Brexit hingga batas waktu pada 31 Desember 2020.
Sampai malam hari di tenggat waktu tersebut para negosiator punya waktu untuk menyelesaikan kebuntuan pada kesepakatan akses tanpa tarif dan kuota Inggris ke pasar tunggal Uni Eropa.
Namun pembicaraan masih bisa dilanjutkan meski melewati deadline.
Baca juga: Pembahasan Brexit Tak Kunjung Temui Titik Terang, Pengangguran Terancam Melonjak
Dilansir Kompas.com dari Reuters, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan presiden Komisi Eksekutif Uni Eropa Ursula von der Leyen, pada Jumat (11/12/2020) mengatakan "tanpa kesepakatan" atau no deal adalah hasil yang paling memungkinkan.
"Perdana menteri tidak akan mengabaikan kebutuhan bisnis yang terlewat dalam proses ini, dan dia menegaskan: setiap kesepakatan harus adil dan menghormati posisi fundamental, bahwa Inggris akan menjadi negara yang berdaulat dalam waktu tiga minggu," kata seorang sumber kepada Reuters.
Inggris keluar dari Uni Eropa pada Januari 2020, tapi tetap menjadi anggota informal sampai 31 Desember yang merupakan akhir dari masa transisi selama "Negeri Ratu Elizabeth" berada di pasar tunggal Uni Eropa dan serikat pabean.