Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia "Hadiah" Trump untuk Maroko Jelang Akhir Masa Jabatannya

Kompas.com - 12/12/2020, 05:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump memberi Maroko "hadiah" sebagai imbalan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, yaitu berupa pengakuan kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.

Profesor Universitas Tel Aviv Bruce Maddy-Weitzman, seorang ahli hubungan Israel-Maroko, menyampaikan hal itu dengan melihat bahwa masih ada pihak oposisi domestik dari kerajaan Maroko yang menentang normalisasi.

Maddy-Weitzman mengatakan normalisasi hubungan dengan negara Yahudi, merupakan sebuah langkah yang tidak populer dengan beberapa orang di dalam negeri, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Maroko Sepakati Normalisasi dengan Israel, Trump: Sebuah Terobosan Besar

Maddy-Weitzman mengatakan dia terkejut dengan kesepakatan normasliasi itu.

Menurutnya bahwa meskipun kesepakatan itu "sudah mengudara untuk sementara waktu...saya tidak pernah yakin bahwa itu benar-benar akan terjadi".

"Ini adalah hadiah dari kepergian pemerintah Amerika...hadiah yang penting bagi identitas nasional Maroko dan kebijakan luar negeri Maroko," katanya kepada AFP.

"Saya pikir fakta bahwa ada pemerintahan baru yang akan datang di Washington membuat (kesepakatan normalisasi) semakin penting bagi Maroko untuk menyelesaikan ini kapan pun mereka bisa," tambahnya.

Baca juga: Dianggap Mirip Penis, 2 Patung Ikan di Maroko Ini Dihancurkan

Sahara Barat adalah bekas koloni Spanyol, sebagian besar di bawah kendali Maroko, di mana ketegangan telah membara selama beberapa dekade antara kerajaan dan gerakan kemerdekaan Front Polisario.

Front Polisario yang didukung Aljazair mengutuk "dengan cara yang paling kuat" langkah oleh pemerintahan Trump yang akan berakhir untuk mendukung pemerintahan Maroko atas wilayah tersebut.

Itu telah menjadi "masalah nomor satu" dalam agenda kebijakan luar negeri Maroko sejak pertengahan 1970-an, kata Maddy-Weitzman, jadi langkah AS untuk mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah itu "sesuatu yang sangat luar biasa".

Baca juga: Maroko dan Arab Saudi dengan Tegas Tolak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Pro dan kontra

Kesepakatan Maroko adalah perjanjian normalisasi keempat yang diperantarai AS antara Israel dan negara-negara Arab sejak Agustus, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.

“Fakta bahwa Abraham Accords telah disatukan dan telah terungkap membuat Maroko lebih mudah untuk bertindak karena mereka adalah bagian dari klub kerajaan, sehingga mereka tidak sendirian dalam hal ini,” kata Maddy-Weitzman.

Pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas Sahara Barat adalah "permainan bola yang sama sekali baru" yang juga akan meningkatkan kedudukan internasional kerajaan itu, tambahnya.

"Pengakuan itu memperkuat citra mereka di Barat sebagai negara liberal, toleran, terbuka, multikultural yang menghargai warisan Yahudinya."

Namun, dia mengatakan ada "biaya domestik" yang akan ditimbang kerajaan sebelum melakukan kesepakatan itu, yang akan membuat Maroko membuka kembali kantor penghubung Tel Aviv yang telah ditutup pada 2000 pada awal pemberontakan Palestina kedua.

Baca juga: Hubungan Kurdi Irak dengan Israel yang Bercerai setelah Kesepakatan Normalisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com