Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Covid-19 Diduga Muncul di Italia sejak September 2019

Kompas.com - 16/11/2020, 20:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MILAN, KOMPAS.com - Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Covid-19 diduga sudah muncul di Italia sejak September 2019, beberapa bulan sebelum kasus di China muncul.

Penelitian itu memunculkan lagi pertanyaan mengenai asal usul virus corona yang benar, maupun berapa lama pandemi ini akan berlangsung.

Studi itu dihelat oleh para ilmuwan di Institut Kanker Milan dan Universitas Siena, di mana hasilnya dipublikasikan di Tumori Journal.

Baca juga: Virus Corona, Dokter Italia Temukan Pneumonia Aneh sejak November 2019

Penelitian itu berbasis pada analisis sampel darah dari 959 orang, diambil saat pemindaian kanker paru-paru antara September 2019 sampai Maret 2020.

Dari 959 sampel, 11 persen di antaranya, atau 111 orang, ternyata mempunyai antibodi yang spesifik terhadap virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Mereka yang punya antibodi itu termasuk orang tak bergejala dan tidak menunjukkan gejala yang umum terjadi pada pasien Covid-19.

Sekitar 23 sampel positif itu setelah ditelusuri ditemukan pada September 2019, di mana diduga virus itu sudah berdiam di Italia enam bulan sebelum kasus pertama terkonfirmasi.

Studi itu tak pelak kembali menjadi sorotan. Sebab, selama ini ilmuwan yakin virus corona dimulai dari kota China bernama Wuhan pada Desemner 2019.

Dilansir Russian Today Minggu (15/11/2020), temuan yang didapatkan oleh peneliti "Negeri Pizza" sangat berharga karena didasarkan pada sampel darah.

Baca juga: Dokter Italia yang Peringatkan Sarung Tangan Langka Meninggal karena Virus Corona

Temuan ini dilaporkan lebih bisa diandalkan dibandingkan penelitian sebelumnya yang bisa saja tidak akurat dalam membaca garis waktu pandemi.

Penemuan ini konsisten dengan laporan adanya kesusahan bernapas dan "flu atipikal" yang melanda Italia pada akhir tahun lalu.

Studi lain yang dirilis pada Juni lalu mengungkapkan adanya jejak virus corona di sistem pembuangan air pada akhir Desember 2019.

Penelitian lain juga terjadi di negara lain, seperti di Spanyol di mana ilmuwan mengeklaim menemukan jejak Covid-19 pada Maret 2019.

Baca juga: Ini Pesan Terakhir Dokter Italia di Garda Depan Perlawanan Virus Corona

Analisis dalam data rumah sakit di Amerika Serikat (AS) menemukan adanya pasien dengan "flu aneh", di mana mereka menderita "batuk berat" dan sesak napas.

Berdasarkan data yang diambil oleh Universitas Johns Hopkins, secara global kasus virus corona sudah mencapai 54 juta orang.

Sebanyak 1,3 juta di antaranya meninggal dunia, dengan AS menjadi negara yang paling terdampak dari kasus infeksi hingga kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com