Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas di Australia Ini Bakal Menutup Jurusan Bahasa Indonesia, Tekanan dari Berbagai Pihak Diperlukan

Kompas.com - 16/11/2020, 17:48 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Menurunnya minat untuk belajar Bahasa Indonesia di tingkat universitas dan adanya pandemi Covid-19, La Trobe University di kota Melbourne, Australia, berencana menutup program Bahasa Indonesia di akhir tahun 2021.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Program Jurusan Bahasa Indonesia, Linda Sukamta, yang masih berharap universitas akan membatalkan keputusannya, bila ada tekanan cukup dari masyarakat untuk mempertahankan jurusan tersebut.

"Kami dipanggil pada Rabu 11 November lalu dan mendapat pemberitahuan bahwa program Bahasa Indonesia, Hindi (India) dan Yunani akan dihapus di akhir tahun 2021, tetapi di tahun 2021 masih menerima mahasiswa baru," kata Linda kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

Linda yang sudah mengajar di La Trobe University sejak 2011 mengatakan kaget dengan keputusan universitas yang menggunakan adanya pandemi Covid-19 sebagai alasan bagi penutupan.

Menurut Linda, di tahun 2012, La Trobe University juga sempat memutuskan untuk menutup program Bahasa Indonesia namun setelah adanya tekanan dari berbagai pihak, keputusan tersebut kemudian dibatalkan.

Baca juga: Australia Memasuki Musim Durian: Baunya Sudah Tercium

Linda mengatakan universitas melihat mahasiswa yang tertarik belajar Bahasa Indonesia terlalu sedikit, sehingga program ini tidak menguntungkan untuk dilanjutkan.

Saat ini La Trobe University memiliki satu staf pengajar bahasa Indonesia penuh waktu di kampusnya di Bundoora, sekitar 36 kilometer dari pusat kota Melbourne yaitu Linda Sukamta dan seorang lagi mengajar paruh waktu di kampus di Bendigo, sekitar 153 kilometer dari Melbourne.

"Sekarang mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia ada 47 orang. Kami memiliki program lengkap dimana ada program sarjana, ada yang bisa ambil sebagai mata kuliah pilihan atau sebagai Diploma Bahasa," kata Linda.

Apakah rencana penutupan program bahasa Indonesia ini disebabkan karena La Trobe tidak mampu bersaing merebut siswa dengan universitas lain di Melbourne?

Menurut Linda, masalah yang dihadapi adalah bagaimana menarik minat bagi siswa sekolah menengah atas untuk kemudian memilih melanjutkan pendidikan di universitas belajar bahasa di Australia.

"Jumlah mahasiswa memang menurun selama lima tahun terakhir," kata Linda yang menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran di Bandung tersebut.

"Bukan jurusan Indonesia saja yang menurun, semua bahasa menurun, juga bukan di La Trobe saja di semua universitas juga menurun. Namun kami tidak bersaing. Lokasi La Trobe membuat siswa memilih universitas ini, banyak yang tidak bisa melakukan perjalanan terlalu jauh dari rumah mereka," kata Linda.

Baca juga: Masjid di Australia Buka Lagi Setelah 8 Bulan Tutup karena Covid-19

Pemerintah Indonesia bisa membantu

Linda masih berharap universitas akan mengubah keputusan dan meminta berbagai pihak untuk melakukan lobi terhadap La Trobe University.

Ia juga mengatakan Pemerintah Indonesia bisa melakukan banyak hal agar pengajaran bahasa Indonesia terus berkembang di Australia.

"Menurut saya Pemerintah Indonesia memegang peran penting juga untuk mendukung kami, misalnya dengan memberi banyak beasiswa, kompetisi-kompetisi yang berhadiah menarik untuk orang-orang muda yang belajar bahasa," kata Linda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com