Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Kim Jong Un Sebut Barack Obama "A**hole"

Kompas.com - 10/09/2020, 18:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengklaim, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebut pendahulunya, Barack Obama, "a**hole (bajingan)".

Klaim itu dia ungkapkan dalam wawancara yang dilakukan kepada jurnalis The Washington Post Bob Woodward, yang menjadi buku berjudul Rage.

Secara kontras, Kim Jong Un menyanjung Trump dalam surat yang disebut sang presiden sebagai "surat cinta", dan sempat dilihat Woodward.

Baca juga: Trump Akui Sengaja Mengecilkan Ancaman dari Virus Corona

Dalam salah satu surat yang dikirimkan ke AS, Kim menuliskan bagaimana dia merasa momen bersejarah saat memegang tangan presiden 74 tahun itu.

"Memegang tangan Yang Mulia di lokasi yang indah dan suci ini, dengan dunia menyaksikan penuh gairah dan penuh kehormatan," tulisnya.

Dia merujuk kepada pertemuan pertama mereka di Singapura pada 2018, di mana Trump jadi presiden aktif pertama yang bisa bertemu Pemimpin Korea Utara.

Kim juga menulis surat lain terkait pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 di mana sayangnya, negosiasi itu berakhir buntu.

Dilansir Daily Mail Kamis (10/9/2020), terdapat 27 surat yang dilihat oleh Woodward untuk bukunya, di mana Kim menyebut Trump "Yang Mulia".

Dalam kesempatan tersebut, presiden dari Partai Republik itu merendahkan Barack Obama, dengan dia menyebut sang pendahulu terlalu dilebih-lebihkan.

Baca juga: Berhasil Tangani Dampak Topan, Kim Jong Un Puji Anggota Militer

"Saya kira dia bukanlah orator ulung. Malah Kim berpikir Obama adalah a**hole (bajingan)," jelas sang presiden dalam wawancara selama 18 jam tersebut.

Dia memuji Kim generasi ketiga itu sebagai "sosok yang jauh lebih pintar". Termasuk bercerita bagaimana pamannya dihukum mati.

Paman Kim Jong Un, Jang Song Thaek, dilaporkan dieksekusi dengan senjata anti-pesawat, dengan pembelot mengisahkan kepada CNN dia harus menyaksikan momen mengerikan itu.

Adapun Trump dalam konferensi pers Rabu (9/9/2020) menuding Woodward sudah menjalankan "agenda politiknya dengan sangat baik".

Dia merujuk kepada isi dalam buku, bahwa Trump mengaku dia sengaja merendahkan tingkat berbahaya virus corona yang saat ini mewabah.

Baca juga: Trump: Kim Jong Un Tidak Akan Mengecewakan Saya

"Negeri Uncle Sam" sekarang merupakan negara yang paling terdampak di dunia, dengan infeksi mencapai 6,5 juta dan korban meninggal 195.000 orang.

Presiden ke-45 AS itu menerangkan, dia sengaja merendahkan ancaman dari virus corona agar tidak membuat publik panik dan "menggila".

"Kita harus menunjukkan ketenangan. Saya jelas tak ingin membawa negara ini dalam kegilaan dan ketakutan," papar Trump dilansir AFP.

"Kami tidak ingin orang-orang berlarian dan berteriak 'lihat ini, lihat ini'. Kepemimpinan harus ditunjukkan dan panik adalah hal terakhir yang muncul," lanjutnya.

Baca juga: Trump: Kim Jong Un Senang Bertemu Saya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com