Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Peluncur Roket China Bisa Menghancurkan Seluruh Pangkalan Militer Taiwan"

Kompas.com - 09/08/2020, 15:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com – Tensi antara China dan Taiwan terus meningkat ketika kedua negara mengirim unit militernya ke Laut China Selatan.

Dilansir dari Newsweek Sabtu (8/8/2020), citra satelit menunjukkan kendaraan lapis baja amfibi dan peluncur rudal milik China berkumpul di perairan Laut China Selatan.

Di sisi lain, Taiwan mengirim 200 personel korps marinir ke pos militer terluar mereka di Kepulauan Pratas yang dikontrol oleh Taiwan.

Namun China turut mengklaim pulau tersebut sebagai wilayah teritorialnya dan menamakan kepulauan tersebut sebagai Kepulauan Dongsha.

Citra satelit juga menunjukkan kendaraan militer bergerak ke kota-kota pesisir China di seberang Taiwan dan peluncur rudal berada dalam jangkauan untuk mencapai Taiwan menurut News.Com.Au.

Baca juga: 5 Senjata Ini akan Menyulitkan Taiwan jika China-Taiwan Berkonfrontasi Langsung

Situs web tersebut mengutip sebuah artikel oleh editor majalah Kanwa Asian Defence, Andrei Chang, yang mengatakan bahwa peluncur roket PCL191 yang dikerahkan ke daerah pesisir mampu menghancurkan semua pangkalan militer dan gedung pemerintahan di Taiwan secara akurat.

Meskipun Taiwan telah mengirim personel marinir ke pos terluar di Kepulauan Pratas, pakar militer Taiwan mengatakan kepada South China Morning Post bahwa pangkalan tersebut cukup rentan.

Dia mengatakan jika China berkomitmen untuk merebut pulau-pulau itu dengan paksa, Taiwan akan kesulitan untuk mempertahankan posisinya karena tidak ada penghalang alami.

Taiwan juga sulit mengirim bala bantuan dengan cepat ke kepulauan itu karena lokasinya yang cukup jauh.

Kepulauan Pratas terletak di Laut Cina Selatan, sekitar 442 kilometer dari Taiwan dan sekitar 299 mil dari daratan China.

Baca juga: Taiwan Merasa Terancam, Pesawat China Semakin Intens Terbang di Dekat Wilayahnya

Tidak ada permukiman permanen penduduk di kepulauan tersebut. Pulau tersebut merupakan taman nasional dan berisi pos garnisun penjaga pantai.

China dan Taiwan telah berselisih sejak 1949. Negeri “Panda” melihat Taiwan sebagai provinsi nakal yang harus dikembalikan di bawah kendali China.

Taiwan, bagaimanapun, mengidentifikasi dirinya sebagai negara demokratis yang berdaulat dan merdeka dari China.

Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu sekutu utama Taiwan dengan sikap bahwa China tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap Taiwan.

Sementara itu AS juga menekankan kepada Taiwan harus "berhati-hati" dalam mengelola hubungan dengan China dan mencegah Taiwan mengirimkan militer ke wilayah pesisir.

Baca juga: Di Tengah Latihan Perang Menghalau Invasi China, Helikopter Taiwan Jatuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com