Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Bisa Jadi Negara Pertama di Dunia yang Temukan Vaksin Virus Corona

Kompas.com - 08/08/2020, 16:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia bisa jadi negara pertama yang menemukan vaksin virus corona, dengan Gamelei Center bakal mendaftarkan obatnya pada 12 Agustus.

Menurut keterangan Wakil Menteri Kesehatan Oleg Gridnev, mereka yang bakal mendapatkan prioritas adalah pekerja medis serta warga lanjut usia.

Pejabat senior di kementerian kesehatan, Mikhail Murashko, pekan lalu mengumumkan vaksinasi massal bakal digeber pada Oktober mendatang.

Baca juga: WHO: Percuma Negara Kaya Bikin Vaksin Covid-19, kalau Negara Miskin Tetap Terekspos

Dia menerangkan bahwa biaya mendapatkan vaksin virus corona akan menjadi tanggungan negeri "Beruang Merah", dilaporkan Russian Today Jumat (7/8/2020).

"Pendaftaran vaksin yang dikembangkan Gamelei Center bakal dilaksanakan pada 12 Agustus," kata Gridnev kepada awak media dikutip RIA Novosti.

Dia menerangkan saat ini tim peneliti sudah berada di tahap ketiga, yang dia sebut tahap terakhir dalam pengembangan obat Covid-19.

Dia menturukan fase ini merupakan momen yang sangat penting. "Kami harus memahami bahwa vaksin ini sendiri sudah aman," paparnya.

Namun, Kementerian Kesehatan Rusia langsung mengeluarkan rilis resmi, mengklarifikasi pernyataan yang sudah disampaikan Gridnev.

Dalam klarifikasinya, kementerian mengaku tengah memeriksa dokumen yang dibutuhkan oleh Gamelei Center dalam mematenkan obatnya.

Baca juga: AS Tangkap Dua Peretas Asal China yang Dicurigai Mencuri Data Vaksin Virus Corona

Dokumen yang dibutuhkan tersebut termasuk data dari uji klinis. "Proses registrasi tergantung dari hasil uji coba," jelas kementerian.

Uji coba itu dilakukan di Universitas Sechenov, Moskwa, pada 18 Juni lalu, dengan 38 relawan ambil bagian di dalamnya.

Kecepatan Kremlin dalam meneliti dan mengembangkan formula mengenyahkan Covid-19 membuat negara Barat mengernyitkan dahi.

Namun menurut Vadim Tarasov, penelit di Universitas Sechenov, mereka mempunyai pengalaman 20 tahun meneliti bagaimana transmisi virus penyakit lain.

Baca juga: Vaksin Virus Corona, Sudah Sampai Mana Tahap Pengujiannya?

Pernyataan itu jelas menjadi kabar baik untuk Rusia, yang saat ini mencatatkan lebih dari 870.000 kasus positif virus corona.

Negeri "Beruang Merah" masuk dalam empat besar negara yang paling parah terdampak wabah, bersama dengan AS, Brasil, dan India.

Tarasov menerangkan, teknologi pengembangan vaksin itu berdasarkan adenovirus, yakni flu biasa, di mana diciptakan secara artifisial.

Nantinya, protein dalam vaksin akan melakukan penggandaan protein Covid-19, memicu "respons kekebalan yang mirip dengan virus corona", jelas Tarasov.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dimulai 11 Agustus 2020, Relawan yang Disuntik Boleh Bepergian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com