Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Pasien Covid-19 Terparah di Asia, Peluang Hidup Hanya 10 Persen

Kompas.com - 03/08/2020, 16:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

HO CHI MINH, KOMPAS.com - Peluang hidupnya saat itu hanya 10 persen, dan dia menghabiskan waktu dua bulan dengan bantuan ventilator saat melawan Covid-19 di Vietnam, 10.000 kilometer jauhnya dari tempat asalnya di Skotlandia.

"Ada beberapa gumpalan darah dalam tubuh saya, saya mengalami gagal ginjal, dan beberapa organ lainnya juga gagal, kemampuan paru-paru saya turun hingga 10 persen pada suatu waktu," kata Stephen Cameron.

Kasusnya sangat parah sehingga dia diawasi dengan ketat oleh dokter, otoritas setempat, dan diliput media Vietnam.

Baca juga: Pertama Kalinya Vietnam Laporkan Kematian akibat Covid-19

"Saya diberitahu bahwa saya adalah pasien yang sakit paling parah di Asia dalam suatu periode."

Kasus Cameron adalah yang terburuk yang harus dihadapi para dokter Vietnam selama wabah - negara itu belum mengalami kematian akibat Covid-19 - dan dia dikenal luas sebagai Pasien 91.

Stephen Cameron yang disebut pasien Covid-19 terparah di Asia, diterbangkan dari Vietnam dan sampai di Inggris pada 12 Juli.BBC INDONESIA Stephen Cameron yang disebut pasien Covid-19 terparah di Asia, diterbangkan dari Vietnam dan sampai di Inggris pada 12 Juli.
Dia masih menghadapi "jalan panjang" untuk benar-benar pulih, menurut dokternya. Kini ia memberitahu orang-orang untuk tidak lengah menghadapi virus itu.

"Saya adalah contoh hidup dari apa yang dapat dilakukan oleh virus ini dan seberapa seriusnya," katanya kepada BBC dari tempat tidur rumah sakitnya di Skotlandia.

"Orang tidak bisa menganggap ringan hal ini sampai kita benar-benar memberantas virus ini."

Vietnam juga tidak bisa melonggarkan penjagaannya - setelah hampir 100 hari tanpa ada kasus baru yang ditularkan secara lokal, empat kasus baru telah teridentifikasi di kota Da Nang.

Baca juga: Muncul 3 Kasus Positif Covid-19, Vietnam Evakuasi 80.000 Orang

Stephen Cameron nyaris menjalani transplantasi paru-paru ganda saat kemampuan organ penapasannya turun hingga 10 persen.CHO RAY HOSPITAL via BBC INDONESIA Stephen Cameron nyaris menjalani transplantasi paru-paru ganda saat kemampuan organ penapasannya turun hingga 10 persen.
Merencanakan yang terburuk

Selama koma, Cameron bergantung pada mesin Ecmo, alat yang hanya digunakan dalam kasus yang paling ekstrem, untuk bertahan hidup.

Mesin itu mengekstrak darah dari tubuh pasien dan mencampurnya dengan oksigen, sebelum dipompa kembali ke dalam tubuh pasien.

"Pada satu titik, teman saya Craig diberitahu oleh Kementerian Luar Negeri bahwa peluang hidup saya hanya 10 persen, jadi dia merencanakan yang terburuk - dia menyewakan apartemen saya dan mulai melakukan hal-hal yang akan dilakukan seseorang jika saya pulang ke rumah dalam peti," katanya kepada BBC Juni lalu, dari tempat tidur rumah sakit di Kota Ho Chi Minh.

Petugas rumah sakit sempat berencana melakukan transplantasi paru-paru padanya saat kemampuan paru-parunya turun hingga 10 persen.

Dia juga menderita beberapa kegagalan organ.

Baca juga: Nol Positif Covid-19 Selama 3 Bulan, Vietnam Kembali Temukan 1 Kasus Positif

Stephen Cameron, pasien Covid-19 terparah di Asia, saat dalam keadaan koma.DOK. PEMERINTAH VIETNAM via BBC INDONESIA Stephen Cameron, pasien Covid-19 terparah di Asia, saat dalam keadaan koma.
Terlepas dari apa yang dia alami, Cameron percaya bahwa ia beruntung sakit di Vietnam - negara berpenduduk 95 juta orang yang hanya memiliki 420 kasus terkonfirmasi Covid-19, sedikit pasien rawat inap intensif, dan tidak ada kematian karena Covid-19.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com