Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumor Rusia Bayar Taliban untuk Bunuh Tentara AS, 3 Pihak Kompak Membantah

Kompas.com - 28/06/2020, 16:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih membantah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah diberitahu oleh intelijen, bahwa Rusia menawarkan bayaran kepada Taliban jika berhasil membunuh tentara AS di Afghanistan.

Konon, imbalan berupa dana insentif itu akan diberikan jika Taliban sukses melakukannya saat AS menarik pasukan dari Afghanistan.

Klaim itu pertama kali dilaporkan oleh The New York Times pada Jumat (26/6/2020).

Baca juga: Ditanya Apa Rencana jika Terpilih Lagi, Jawaban Trump Ngawur

Surat kabar itu mengutip para pejabat anonim yang mengatakan, Trump telah diberitahu tentang temuan itu pada Maret, tetapi belum memberikan tanggapan.

Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany pada Sabtu (28/6/2020) berkata, "Baik presiden maupun wakil presiden tidak diberitahu apa pun tentang dugaan bayaran dari intelijen Rusia."

Akan tetapi dia tidak secara langsung menampik bahwa kemungkinan badan intelijen itu memang ada.

"Ini bukan membicarakan dugaan adanya intelijen, tetapi untuk kekeliruan The New York Times yang menunjukkan Presiden Trump diberitahu tentang masalah ini," ujar McEnany dikutip dari AFP.

Baca juga: Jadi Dalang Prank Kampanye Trump, Nenek Ini Direkrut Tim Kampanye Biden

Namun tanggapan itu diragukan oleh perkumpulan keamanan nasional di Washington.

"Anggapan bahwa Trump tidak diberitahu tentang imbalan dari Rusia untuk tentara AS yang tewas itu lebih gila, daripada dia diberitahu dan tidak melakukan apa-apa," tulis Ben Rhodes mantan asisten keamanan nasional untuk Barack Obama, di Twitter.

Taliban juga membantah rumor itu, dengan menegaskan kembali mereka berkomitmen menegakkan perjanjian yang ditandatangani dengan Washington pada Februari, untuk mengawali penarikan pasukan asing dari Afghanistan tahun depan.

"Selama 19 tahun Imarah Islam tidak berutang budi atas kebaikan intelijen atau negara asing," kata Taliban dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Kabul.

Taliban yang juga diyakini mendapat dukungan intelijen Pakistan selama bertahun-tahun, turut membantah tudingan AS bahwa mereka dipersenjatai Rusia.

"Imarah Islam telah menggunakan senjata, fasilitas, dan peralatan... yang sudah ada di Afghanistan atau rampasan perang yang disita dari oposisi dalam peperangan," katanya.

Baca juga: Sepekan Terakhir, Taliban Bunuh 291 Tentara Afghanistan

Rusia juga mengecam laporan itu. Kedutaan Besarnya di Washington menulis di Twitter, bahwa "tuduhan itu tak berdasar dan anonim".

Cerita dari New York Times juga disebutnya mengancam kehidupan pegawainya di kedutaan besar Washington dan London.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com